Meski mereka mengaku sudah menebus kesalahan dengan tidur di hotel prodeo namun saya tetap tak yakin mereka tersiksa  mengingat masih banyak oknum sipir yang masih tergoda dengan gepokan uang sebagai pelicin napi koruptor jalan-jalan.
Meski mereka mengaku sudah mengembalikan uang negara, saya tetap tak terima karena semuanya sudah terlambat.
Maka tak akan pernah rela saya memberikan suara pada mereka. Karena semestinya jika mereka benar-benar bertobat,mereka malu mencalonkan diri.Â
Bukan cuma mencalonkan diri, bertemu orang saja mestinya muka mereka disembunyikan saking malunya ketahuan sekampung senegara. Apa mau dikata tanpa perlu operasi plastik mereka dengan cueknya memasang fotonya agar terpilih kembali menjadi anggota legislatif.. ih NGERIII!!!
Mungkin mereka menganggap orang Indonesia mudah lupa pada dosa mereka. Tapi yang paling mungkin mereka memang tak merasa melakukan kesalahan karena dianggapnya ambil uang sekoper dua koper dua  takkan merugikan.
Semestinya jika memang KPU tak memiliki aturan untuk mengumumkan siapa saja koruptornya pasang saja foto para caleg mantan koruptor di pintu masuk TPS. Pencegahan lebih baik dibandingkan kita harus kehilangan uang rakyat lagi. Hukuman sosial bisanya lebih mengena dibandingkan hukuman penjarahan.
Sebagai Ibu-ibu biasa yang tak lepas dari mencuci dan menyerahkan saya tak pernah rela perampok uang rakyat kembali ke kursi basah, sekian.
Dibalik daster yang mulai usang,selesai lagi satu tulisan.