Seorang teman kerja menunjukkan foto ini pada saya, dengan bangga dia berkata ini adiknya yang bernama Fandi berhasil berswafoto bersama Jokowi. Foto ini di ambil saat Jokowi sedang ke Bandung.Â
Fandi sang pengambil foto sendiri merangsek berusaha mendekati pak Jokowi. Sambil sesekali memanggil berharap Jokowi menengok, dan akhirnya dia berhasil mendapatkan foto dengan pas karena Jokowi menatap ke kameranya.Â
Saya tersenyum melihat foto ini. Selain menangkap kegirangan si pembuat foto, juga melihat sosok Jokowi yang lagi-lagi sederhana pagi itu.Â
Hanya menggunakan kaos tanpa kerah. Paspampresnya saja lebih keren dari beliau dari tampang, perawakan hingga kacamata hitamnya.
 Tapi lihatlah kedua ibu yang begitu bahagia bisa berdekatan dengan beliau,duh saya jadi iri sama kedia Ibu itu.Â
Begitupun orang di sekitarnya yang nampak terkejut namun senang sengan kehadiran orang nomor satu di Indonesia ini.Â
Siapa yang menduga kalau itu presiden kita. Lah sederhananya gak ketulungan. Tak pernah jaim di dekat rakyat.Â
Dari mulut sederhananya itu wajarlah keluar kata yang keluar juga sederhana seperti sontoloyo. Â Kata yang tak umum terdengar. Kata yang sudah lama tersimpan dalam kamus dan jarang ada orang yang menggunakan. Anak saya saja yang kelas 4 SD tertawa mendengarnya,lucu katanya.Â
Kita lebih senang menggunakan kata serapan serupa baper, boring, zaman old ,atau zaman now, lupa sudah pada kata baku serupa sontoloyo. Berkat pak Jokowi kita jadi tahu bahwa ada kata sontoloyo di perbendaharaan kata Indonesia.Â
Selain itu Genderewo juga menarik untuk dibahas. Selamai ini kita dibombardir oleh hantu luar negri serupa valak. Hantu dalam negri tak jauh dari pocong dan kuntilanak, menarik tuh jika ada produser film yang mengangkat kisah hantu genderewo. Enggak usah cari hantu yang seremnya mengimport hantu luar negeri,visualkan saja genderewo ini pasti tak kalah serem.Â
Lagian kata komentar  dari komentator kagetan yaitu bapak  mertua saya pagi itu saat menonton berita sepertinya benar juga.Â
