Sebenarnya ini ingin saya tulis kemarin,dalam rangka memperingati hari depresi sedunia kalau tak salah. Â Berhubung kena jebakan eror kompasiana ya sudahlah hari ini tak apa.Â
Saya pernah mengalami depresi. Gara-garanya receh sekali mungkin kalau kata orang, putus cinta.Â
Kalau ingat lagi sekarang ih.. Amit-amit sampai sebegitunya ditinggalin pacar kayak dunia sempit saja. Teman sana sini menasehati. Mereka mencoba menguatkan, tapi sekuat apa mereka berkata, saat itu saya tetap bertahan pada kesedihan.Â
Begitu nikmat jalan sendiri. Apalagi kalau ditambah hujan deras uh.. Rasanya bumi merestui.Â
Putus cinta tak seberapa buat yang siap mental, namun bagi saya saat itu, putus cinta seperti putus hidup. Kesepian, kepedihan, kerinduan dalam terus berkecamuk.Â
Ingin melihatnya di depan mata, sakit merasakan kata putusnya, kecewa karena dia seperti tak punya rasa lagi padahal dulu sayangnya ga ketulung.Â
Berikut cara saya melupakan mantan barangkali berguna buat kalian yang sedang berjuang dari masa lalu untuk masa depan. Â
Menangis tiap malam merupakan salah satu obat penyembuh luka. Saya menangis sejadi-jadinya di atas bantal. Kadang sampai bersuara, kadang sambil berbicara sendiri seperti orang gila  yang penting lepas emosi. Meski esok harinya mata sembab, namun lumayan hati meringan.Â
Salah sepertinya kalau kita terluka lebih baik kuatkan saja, jangan bersedih atau menangis. Menangislah untuk mengurangi kepedihan.Â
Menghindari bertemu dengannya adalah cara cepat melupakannya, mengapa? Â karena jika bertemu lagi maka luka itu akan tertoreh kembali.Â
Bukan berarti rasa ingin bertemunya hilang, namun usaha untuk menghindari lebih saya pilih, karena deg degannya hati masih terasa saat bertemu. Berharap dia menyapa apa daya dia malah buang muka, nah kalau begitukan mau apa?Â