Awalnya curiga melihat si kecil garuk-garuk kepala. Dari garuk-garuk pelan hingga dengan kekuatan penuh.
"Gateeel! "teriaknya.
Saya yang curiga segera memeriksa rambutnya. Dan ternyata.. Jreng jreng!!!! Â Ada kutu dong dikepala!
Beberapa helai malah sudah ditempeli telur nya.
Panik lah saya! Â Tidaaak anak perempuan cantik saya, harapan bangsa dan negara berkutu!
Kasak kusuk ngecek penghuni rumah barang kali ada yang berkutu apakah ayahnya, kakakknya, kakeknya atau neneknya? Â Ternyata mereka bukan penyebar gerombolan kutu itu. Mereka diindikasikan aman.
Dan setelah investigasi lanjutan didapatkan kesimpulan anak saya tertular kutu dari teman bermainnya.
Setelah diperhatikan anak-anak usia dia (4 tahun lebih) Â rawan kutuan. Dan memang si kutu ini cepat sekali menyebarnya.
Setelah panik tingkat tinggi dan tak rela rambut si kecil ternodai, sayapun mulai gencar melakukan pembasmian.
Setiap dia nganggur maka tangan saya akan gerayangan di rambut lurusnya untuk mencari kutu.
Karena kadang anaknya susah diajak bekerja sama maka perlu rayuan dibelikan es krim supaya dia mau diambil kutu. Tapi ya gitu deh masa pengambilan kutunya hanya berlaku selama es krim masih ada. Kalau sudah habis dia langsung kabur.Â
Ugh, sensasinya tuh ya kalau sampai dapat 1 kutu saja luar biasa girangnya. Bahkan hanya terlurnya sajapun jika berhasil ditarik dari rambutnya rasanya bikin ketagihan buat memberantas.Â
Kalau siang dia susah untuk diajak kerja sama, maka proses pembasmian malam saat dia tertidur. Supaya jelas melihat tiap helaian rambutnya maka saya menggunakan senter sebagai tambahan penerangan.