Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Status Kacau Emak-emak Galau (Episode: Menanti Lambaian Pak Jokowi)

17 Januari 2018   05:49 Diperbarui: 17 Januari 2018   05:56 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil-mobil pengiring kedatangan Pak Presiden Jokowi. Dok pri

Sore ini sedikit mendung. Maklum masih musim hujan. Kalau sudah sore begini ya.Hujan biasanya sebentar lagi menyapa.

Seperti biasa saya mempunyai tugas mengajar di sebuah bimbingan belajar ternama, yang kebetulan setiap senin dan kamis menggelar program belajar untuk siswa SMA di sebuah sekolah swasta daerah Cipacing, jalan raya Rancaekek -Garut (sekita 1 km dekat gerbang tol cileunyi) . Jadwal mengajarnya jam 4 .

Meski sebenarnya malas,tapinya terpaksa mandi. Dari pada nanti bau terasi. Tapi ya kalau sedang malas mandi begini prosesnya cepat kilat enggak pake luluran apalagi bersihin daki.  Malah tanpa sempat memulas bedak atau menambahkan lipstik, kakipun melangkah pergi.  

Di jalan raya sore ini ada yang  tak biasa. Entah mengapa banyak polisi menanti.  Pemandangan ini membuat para pengendara motor yang memiliki dosa besar karena tak memiliki kelengkapan pada panik dan ge-er lalu  putar arah karena takut kena tilang polisi.

Ah, sayamah cuek aja  walau tak bawa surat-surat atau kepala tak pake helm juga. Ngapain panik apalagi ngumpet ? Orang ga pake motor kok!

Nah, selain banyak polisi ternyata banyak juga  Bapak tentara yang berjaga-jaga.
Sayapun yang jadi penasaran. Iseng bertanya pada seorang tentara berkumis tebal.

"Ada apa pak kok banyak petugas? "tanya saya dengan sedikit menahan takut.

"Ada pak presiden mau lewat!"jawabnya ramah sambil terus memantau jalan dan terus bersuara menggunakan alat komunikasinya.

"Masih jauh pak? "tanya saya lagi.

"Baru sampe 330!"

Saya sedikit mengernyitkan dahi. Sebenarnya tak faham dimana itu daerah 330 tapi mau tanya lagi takut dipelototi dan dianggap mengganggu tugas negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun