Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mengenal Olahraga Lempar Bantal di Jepang, yang dulunya Tradisi Kini Menjadi Kompetisi

2 Oktober 2021   21:05 Diperbarui: 2 Oktober 2021   21:20 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto peserta lempar bantal di Jepang | (dok. japantimes.co.jp)

Lempar bantal adalah salah satu tradisi di Jepang, tradisi tersebut kini menjadi salah satu cabang olahraga lokal khusus di Jepang dalam artian olahraga ini hanya dipertandingkan di dalam negeri saja.

Turnamen lempar bantal dicetuskan pada tahun 2013, dan turnamen nasional ini  diselenggarakan pada bulan Februari setiap tahunnya, pemainnya bisa anak-anak dengan usia minimal 9 tahun atau orang tua maksimal berusia 60-an. 

Tim lempar bantal berjumlah masing-masing 5 pemain setiap tim, dan seragam yang mereka gunakan harus model pakaian musim panas tradisional Jepang atau yang disebut dengan yukata.

Lempar bantal adalah permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak dengan temannya atau dengan orang tuanya di rumah. Untuk melestarikan tradisi lempar bantal pemerintah Jepang kemudian  mengangkat lempar bantal menjadi salah satu cabang olahraga nasional.

Setiap daerah akan melakukan kualifikasi regional untuk mendapatkan tim terbaik, tim yang lolos tersebut kemudian dikirim ke sebuah kota nelayan kecil bernama Ito, bagian selatan Tokyo. Disinilah para tim yang lolos dari regional masing-masing akan berkumpul untuk bersaing menjadi tim terbaik lempar lantal di Jepang.

Turnamen lempar bantal ini terinspirasi oleh makura nage, permainan melempar bantal ini sangat menyenangkan, dan tak jarang setiap sekolah di Jepang mengadakan pertandingan ini.

Sebelum memulai pertandingan, para pemain akan berpura-pura tidur di atas ambal sampai wasit meniup peluit yang artinya sebelum wasit meniup peluit pemain dilarang bangkit dari tempat tidurnya.

Setelah wasit meniupkan peluit kemudian wasit akan memberi isyarat kepada seluruh peserta untuk duduk dan mengambil bantal dari tempat tidurnya masing-masing dan satu orang diwajibkan untuk mengambil selimut sebagai temeng atau pelindung dibarisan depan dan setiap robde atau putaran hanya berdurasi dua menit.


Untuk mendapatkan poin para pelempar harus mengenai kapten lawan dengan bantal yang dilemparkan namun tentunya itu tidak mudah karena kapten dilindungi oleh pemegang selimut, dan ketika wasit memberikan isyarat pada waktu tertentu para pemain harus kembali keposisi semula yaitu pura-pura tidur kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun