Mohon tunggu...
Laksamana Muhammad
Laksamana Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anak Muda dan Gula: Waspada Risiko Diabetes di Usia Produktif

12 September 2025   17:15 Diperbarui: 12 September 2025   17:28 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di era modern saat ini, gaya hidup anak muda mengalami perubahan signifikan yang membawa konsekuensi serius pada kesehatan, salah satunya adalah peningkatan kasus diabetes di usia muda. Fenomena ini sering disebut sebagai "Generasi Manis" karena tingginya konsumsi gula dan makanan manis di kalangan remaja yang berpotensi memicu risiko diabetes. Kondisi ini menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat bahwa pola makan dan gaya hidup harus diperbaiki sedini mungkin demi mencegah penyakit mematikan ini.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan meningkatnya risiko diabetes pada anak muda adalah konsumsi gula berlebih. Data menunjukkan bahwa 61,3% masyarakat Indonesia mengonsumsi minuman manis lebih dari sekali sehari, dan sekitar sepertiga remaja rutin mengonsumsi minuman manis 1-6 kali dalam seminggu, jauh melampaui rekomendasi maksimal konsumsi gula harian yakni kurang dari 50 gram. Kondisi sensitivitas rasa manis yang menurun pada remaja membuat mereka memiliki preferensi rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa, sehingga meningkatkan risiko konsumsi gula berlebih yang berujung pada gangguan kesehatan seperti diabetes tipe 2. Ambang rasa manis yang tinggi ini menimbulkan efek kompensasi di mana remaja cenderung menambah asupan gula agar tetap merasa manis. Pola makan yang tidak sehat semakin memperparah kondisi ini. Anak muda cenderung mengonsumsi banyak makanan cepat saji, camilan instan, dan minuman tinggi kalori dan gula, seperti donat, kue, dan minuman boba. Gaya hidup yang kurang gerak dan minim aktivitas fisik juga berkontribusi pada penurunan sensitivitas insulin dan
 
meningkatkan risiko obesitas---faktor utama pemicu diabetes tipe 2. Bahkan obesitas yang terjadi akibat kelebihan lemak, khususnya di sekitar perut, berdampak pada kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif sehingga memicu resistensi insulin.
Selain faktor gaya hidup, faktor genetik juga memainkan peran penting. Riwayat keluarga dengan penyakit diabetes meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes, walau faktor ini tidak selalu langsung menurun dari orang tua ke anak, tetapi juga bisa menurun melalui generasi yang berbeda. Kombinasi antara faktor genetik dengan pola hidup yang tidak sehat memperbesar risiko anak muda terkena diabetes.


Gejala diabetes pada anak muda cukup beragam mulai dari rasa haus berlebihan, sering buang air kecil, lapar terus-menerus, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, hingga luka yang sulit sembuh dan penglihatan kabur. Namun, gejala ini seringkali tidak disadari sehingga penderita terlambat melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan.
Dampak konsumsi gula berlebih tidak hanya sebatas diabetes. Remaja dengan asupan gula yang tinggi cenderung mengalami obesitas, masalah kesehatan gigi seperti karies, dan gangguan kesehatan mental seperti perubahan mood dan kesulitan berkonsentrasi. Faktor lingkungan, pengaruh media sosial, dan tekanan emosional juga mendorong konsumsi gula berlebihan di kalangan anak muda.
Pencegahan menjadi kunci utama dalam melawan risiko diabetes di kalangan generasi muda. Edukasi gizi yang tepat mengenai bahaya konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan kesadaran anak muda untuk mengurangi asupan gula. Penerapan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan regulasi terhadap penjualan makanan dan minuman tinggi gula, khususnya di lingkungan sekolah, sangat penting. Peran keluarga juga krusial dalam mendukung gaya hidup sehat dengan memberi contoh dan menciptakan lingkungan rumah yang mendukung pola makan seimbang.

Kesimpulannya, generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar sebagai "Generasi Manis" yang terjebak dalam konsumsi gula berlebihan dan risiko diabetes yang mengintai. Gula yang seharusnya menjadi sumber energi kini berubah menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya bersama antara masyarakat, keluarga, sekolah, dan pemerintah untuk mengedukasi dan membentuk pola hidup sehat agar mencegah diabetes dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda Indonesia.


KATA KUNCI: Diabetes, Gula, Konsumsi, Obesitas, Risiko.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho Kuncoro Yudho, 2025, Diabetes Ancaman Generasi Muda. https://ayosehat.kemkes.go.id/diabetes-ancaman-nyata-generasi-muda [online]. (diakses tanggal 25 Agustus 2025).


Artha Gandhi Wardana, 2024, Gula dalam Pola Hidup Remaja: Menelusuri Pola Konsumsi dan Implikasinya. https://www.kompasiana.com/artha42205/6645b43314709339ae344f72/gula-dalam- pola-hidup-remaja-menelusuri-pola-konsumsi-dan-implikasinya [online]. (diakses tanggal 25 Agustus 2025).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun