Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Begini Rasanya Jalan Sama Orang Bercadar

12 September 2017   09:06 Diperbarui: 13 September 2017   11:57 11092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gmbr. google

Asli saya senyum dan  ketawa ketawa sendiri (jangan anggap gila ya ^_^) jika ingat kisah yang saya alami bersama kakak tersayang. Ceritanya begini ..... Saya punya seorang kakak yang memakai cadar. Namun saat didalam rumah dan ketika menerima tamu ia tidak melulu memakai cadar. Arti kata menurut pemahamanya memakai cadar itu hanyalah sunah karena tujuan dari memakai cadar baginya adalah agar aman dari fitnah dan gangguan (maklum kakak saya cantik). Jadi sekali waktu tidak memakainya ya juga gpp yang penting tetap memakai jilbab saat bertemu orang yang bukan mukrimnya.  

Suatu ketika,  saat saya pergi dengan kakak saya  kami melewati ibu ibu dan anak gadisnya yang sedang menunggu angkutan umum, merasa terpenggil untuk membantu mereka jadilah kami bermaksud menolongnya. Faham benar bahwa daerah yang kami lalui itu sangat jarang lewat angkot jadilah kami menawarkan tumpangan kepada mereka. Awalnya saya yang turun dari mobil dan menawarkan tumpangan pada mereka dengan ramah saya menyapa mereka " Bu, lagi nunggu angkot ya?' Si ibu berkata "Iya lagi nunggu angkot" 

"Kami mau melewati jalur yang biasa angkot lalui. Sepertinya angkot jarang banget lewat jalan ini ya bu?" ucap saya pada si ibu serta anak gadisnya. Mereka mengangguk tersenyum. "Kalau ibu mau, ibu bisa ikut naik mobil saya." ucap saya lagi.

Si ibu dan si anak gadis tadipun berkata "Gak usah bu, biar kami nunggu angkot aja, gak enak merepotkan ibu." ucapnya menerangkan

"Gpp bu, daripada nunggu lama. Ayuk naik?" ucap saya lagi sambil membuka pintu mobil. "Di mobil ada saya, kakak dan suaminya saja kok."

Si ibu dan si anak gadis tadipun mengangguk setuju merekapun melangkah menuju ke mobil. Namun saat kakak saya yang berada didepan membuka kaca mobil dan berkata "Ayuk bu, naik aja gpp kok. Kami juga akan melewati jalur angkot yang ibu tunggu kok." ucap kakak saya.

Tiba-tiba langkah si ibu dan si anak gadis tadi terhenti dan mereka seolah ketakutan sambil berbalik arah dan pergi tanpa sepatah katapun. "lhoh bu? kenapa bu? kami bukan penjahat kok, kami bener-bener berniat baik." ucap saya menerangkan. Namun perkataan saya seolah hanyalah angin lalu bagi mereka.

Sayapun masuk kedalam mobil sedikit merasa heran lhoh mereka kenapa ya? Mungkin karena berita-berita tentang kejahatan banyak beredar jadilah orang berbuat baik saja dicurigai mau melakukan kejahatan ya? Padahal dulu jaman saya masih sekolah dan kuliah,  ada orang yang nawarin tumpangan senengnya minta ampun. Karena bisa ngirit ongkos, lha sekarang. Ada orang yang nawarin tumpangan malah dicurigai mau berbuat jahat. 

Sayapun berkata "Dulu kalau lewat jalan ini aku  ngajak orang numpang naik mobil mau aja lho. Kok, ini sekarang malah ketakutan. Wah emang tampang kita kaya teroris apa ya?" ucap saya cembetut. 

Gak bisa menyalahkan juga, namun memang kita harus waspada. Jaman sekarang orang mau berbuat baik itu susah rasanya ........ contohnya ya yang saya alami itu. Sedang ngalor ngidul saya ngelantur ngomong tiba tiba kakak saya berkata "Kayaknya mereka takut cadar aku deh." ucap kakak saya 

Seketika itu saya baru sadar dan pecahlah tawa saya "Wahahahha, ia bener. Gara-gara para teroris  rata-rata pelakunya adalah yang bercadar jadilah banyak orang yang takut sama orang bercadar wkwkwk. Padahal bercadar yang kaya apa dulu ya kan? Bercadar kalau pemahaman agamanya yang nyeleneh baru deh ditakuti. Lah kita walaupun bercadar tapi biasa aja gak yang fanatik kebelinger" ucap saya lagi. Duh nasip nasip orang bercadar bakalan dicurigai. Stigma yang berkembang dimasyarakat sulit dirubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun