Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benarkah Orang Korea Selatan Rasis?

9 September 2017   16:01 Diperbarui: 12 September 2017   18:41 18602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber http://blackchristiannews.com

Sudah beberapa hari  ini saya baca berita tentang Jessica S, seorang mahasiswa asal Indonesia yang beritanya mengalami rasisme di Korea Selatan. Ia mengalami luka sobek dibagian mulutnya dan mendapatkan 8 jahitan akibat dipukul oleh penjaga sebuah klab malam di Busan akhir pekan lalu. 

Jessica mengklaim bahwa pelaku sangat kasar. "Sangat rasis terhadap kita tanpa alasan apapun," katanya.

"Mereka membiarkan teman-teman saya yang memiliki kewarganegaraan Korea, dengan mudah. Dan ketika datang kepada saya dan teman Indonesia saya, dia mempersulit (untuk masuk ke kelab)," lanjut dia kepada The Herald Korea, Senin (4/9/2017).

"Ketika saya bertanya kepada pegawai klub, 'Apakah Anda merasa bahwa Anda bersikap kasar terhadap kami?' Ketika saya memprotes lagi, sejak saat itu saya mendorong saya ke tangga sempit. Saya mendorong tubuh karyawan, tapi saya membela diri. " "Saya telah kuliah di Korea selama dua tahun. Saya sering merasa terdiskriminasi terhadap orang Korea. "Jika Anda mengatakan bahwa Anda didiskriminasi, ini juga merupakan hal yang berhati-hati untuk mengatakan bahwa hal itu akan memicu diskriminasi lain."

Di sisi lain, klub tersebut berkata, "Saya meminta kartu identitas dan tidak menyerupai foto, jadi saya meminta informasi tambahan." Klub tersebut berkeras bahwa para wanita diserang karena dianggap menyebabkan pelanggaran seperti senonoh dan penyerangan, dan mengklaim bahwa karyawan tersebut diserang olehnya. Selain itu, klub tersebut mengatakan, "Baik putih atau hitam, Asia atau Korea, kami melakukan prosedur yang sama, terutama di Korea."

Membaca berita sana dan sini terjadi pro dan kontra yang beredar dijagat sosmet, ada yang mengiyakan dan banyak juga yang mengatakn enggak juga. Setidaknya kasus ini menjadi pelajaran untuk kita semua untuk berhati-hati dalam bersikap apalagi dinegri orang yang notabane bukan negrinya sendiri.  Jika benar penjaga malam tersebut bersikap rasisme terhadap Jessica karena alasan sebagai  warga negara Indonesia sudah barang tentu kita menyayangkanya. Kasus ini bisa cerminan "Nila setitik  rusak susu sebelanga" yup gara-gara satu orang yang berbuat rasis jadi dicap deh negrinya sebagai negri yang rasis terhadap orang asing. 

Namun apakah benar demikian adanya?  Saya rasa bukan hanya di Korea Selatan saja ada orang yang bersikap rasisme. Diberbagai belahan dunia  manapun ada juga kok orang-orang yang bersikap rasis. Di Indonesia juga saya pernah menemukan orang yang rasis. Namun bukan berarti dari segelintir orang yang bersikap rasis tersebut dijadikan patokan bahwa negri itu emang orangnya pada rasis-rasis.

Coba pikir , pegaulan anak muda yang seperti apa coba yang pergi ke klab malam? Apalagi ini anak gadis yang bertahan hidup dinegri orang dengan  statusnya sebagai mahasiswa. Tengah malam keluyuran cari hiburan di klab malam. Mungkin bisa jadi ini baru pertama kali dilakukan olehnya tapi masa ia cari hiburan ditempat yang seperti itu? Gak ada tempat lain apa? Sepertinya klab malam bukanlah gaya hidup anak muda Indonesia deh. Benarkan?  Kalau Korea sih emang gaya hidup anak mudanya seperti itu.

Bertahun tahun tinggal dan bergaul dengan orang-orang Korea belum pernah sekalipun saya dirasisin oleh mereka, kalau diiriin ya sering... (karena punya mata yang cukup besar alias gak sipit). Bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak membantu, dan menolong saya. Mereka malah menilai pasti orang Indonesia itu rata-rata seperti saya yang sopan, lembut dan halus tutur katanyapun ^_^ Ceilehh  bukan bermaksud sombong tapi begitulah rata-rata orang Korea melihat saya.  Bahkan ibu yang tinggal di sebelah rumah sangat ingin anaknya menikah dengan orang Indonesia biar ia punya menantu yang lembut dan sopan seperti saya.  Yeileh jadi ngelantur deh nih saya ngomongnya.

Dan lagi kalau orang Korea emang rasis sama orang Indonesia berati saya jelas dirasisi juga dong ya, secara saya orang Indonesia. Nyatanya tidak kan! Bahkan mereka gak pernah usil meminta saya untuk membuka jilbab, mereka bahkan salut sama saya karena diudara yang sangat panas ketika musim summer saya masih aja krukupan jilbab. Artinya mereka menerima perbedaan. Karena buat mereka selama tidak merugikan dan mengganggu kenapa juga diusili. 

Sementara di dunia ketenaga kerjaan di Korea orang Indonesia sangat mereka sukai selain mudah diajak kerja sama orang Indonesia juga bagus dalam bekerja dan gak banyak ulah. Tak heran jika para TKI yang bekerja di Korea pasti mereka sukai. Makanya mencermati kasus ini membuat saya berpikir bahwa sebenarnya semua ini tak lepas dari pembawaan diri kita sendiri.  Bagaimana kita bisa  bersikap dan menempatkan diri dalam bergaul dengan lingkungan. Seperti sebuah pribahasa yang sering kita dengar "Dimana kaki berpijak disitu langit dijunjung" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun