Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Kota di Indonesia yang Bebas dari Pengemis dan Pengamen

27 Juli 2016   10:31 Diperbarui: 27 Juli 2016   19:13 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengemis dan pengamen mungkin salah satu problem sosial yang terjadi di berbagai kota baik di Indonesia maupun di luar negeri. Mungkin saya berpikir tak ada satu pun kota ataupun negara yang bebas dari pengamen dan pengemis. Beberapa negara yang pernah saya datangi, saya masih bisa menemukan para pengemis di jalanan. Bahkan di Malaysia sekalipun keberadaan pengemis dan gelandangan serta pengamen  bisa dijumpai. Terlebih lagi di negeri Tiongkok modus peminta-minta di negeri tirai bambu itu sungguh beragam. Ada yang pura-pura gagu dan juga cacat, padahal aslinya mereka normal seperti orang pada umumnya. Nyatanya dari hasil mengemis kehidupan mereka sungguh mewah.

Di Indonesia pun demikian. Gelandangan dan pengamen mungkin tak terhitung jumlahnya, mudah sekali kita menemuinya. Lagi makan di warung bakso tiba-tiba suara genjrang-genjreng gak karuan dan sesaat kemudian pengamen meminta uang recehan, hiksss. Dikasih tapi nyanyinya gak jelas, gak dikasih marah dibilang pelit. Hiksss serba salah. Lagi di pasar tiba-tiba ditoel-toel pengemis meminta belas kasihan. Aslinya jika mau bersedekah saya lebih senang bersedakah di panti asuhan ataupun di masjid yang bebar-benar ikhlas bukan karena terpaksa.

Karena saya pernah punya pengalaman begini. Seorang ibu nangis-nangis dan meminta uang buat ongkos pulang katanya ia habis dicopet hikss karena kasihan saya kasih Rp 50.000 dan berkata, "Ya udah, Bu. Ini saya kasih ongkos buat pulang ke kota ibu, insyaallah cukup dan masih ada sisa buat ibu beli minum di jalan." Asli saya kasih dengan ikhlas. Esoknya saya bertemu dengan ibu itu lagi dan ia nangis-nangis mengatakan hal yang sama kalau ia habis kecopetan dan mau pulang ke kotanya tapi gak ada ongkos. Seketika itu perasaan saya berkecamuk antara ikhlas yang kemarin dan ketidakrelaan karena di bo'ongin. Bukan sekali itu saya kejadian di bo'ongin pengemis dan telah membuat saya kapok lebih baik memberi sedekah di tempat yang sudah jelas, bukan di jalanan yang ujung-ujungnya ternyata meminta-minta karena emang sifat orangnya yang pemalas.

Wisss saya jadi mikir apa iya ada kota yang bebas dari pengemis dan pengamen? Ternyata pertanyaan saya tersebut terjawab sudah kota bebas pengemis dan pengamen itu berada di Indonesia. Bisa jadi masih ada juga kota-kota yang bebas pengemis dan pengamen di negara lain. Yang jelas saat ini saya baru tahunya di Indonesia. Yuppp di Indonesia sodara-sodara? 

Beberapa hari ngubek-ngubek hilir mudik di kota ini tak satupun pengemis dan pengeman yang saya jumpai. Baik itu di pasar ataupun lagi makan di warung bakso ataupun diperempatan lampu merah. Tak satupun dari mereka tak terlihat batang hidungnya. Gerangan ada apakah? Padahal dulu kalau melintasi dan berada di kota ini saya pasti mudah menemui mereka. 

SuMber: dokpri
SuMber: dokpri
Penasaran kan? Kota apa sih? Kota tersebut adalah Purwokerto atau bisa juga disebut Banyumas. Banyumas ya Purwokerto itu sendiri namun wilayah Banyumas terdiri dari beberapa daerah yaitu Ajibarang, Wangon, Sokaraja (terkenal dengan getuk gorengnya), Buntu dan juga Sumpiuh (perbatasan Kebumen). Setiap kali mau ke Kebumen dari Cilacap saya selalu melintasi Kota Buntu, Sokaraja dan Sumpiuh. Kebetulan di persimpangan Buntu tersebut biasanya banyak banget pengemis dan pengamennya. 

Dua tahun terakhir ini saya suka pulkam dan suka muter-muter di dalam Kota  Purwokerto dan suka  melintasi daerah Banyumas saya sempat berpikir pada ke mana pengemis ataupun pengamen. Namun saya tak terlalu menghiraukanya, namun sempat bertanya-tanya juga dalam hati karena setiap melintasi daerah Banyumas dan berhenti di tempat yang biasanya banyak pengemis dan pengamen yang mangkal, ehhh sekarang tidak bertemu lagi.

Kebetulan kemarin pulang beberapa hari dan pertanyaan tersebut timbul lagi  dalam hati, "Gerangan apa penyebab mereka menghilang? Apa jangan-jangan mereka diamankan satpol PP atau apakah mereka telah memiliki pekerjaan yang lain? Atau jangan-jangan mereka pindah ke kota lain karena pendapatan di kota Banyumas tak seberapa? Kalaupun menghilang masa iya semuanya sih? Hemm sedikit heran juga. Pasalnya saat ini daerah Banyumas bebas dari para pengemis dan pengamen." 

Saat berada di lampu merah saya amati keadaan sekitar dan mata ini melihat sebuah plang yang berukuran cukup besar sekitar 1 m x 0,5 m dengan huruf balok yang besar bertuliskan, "Setiap orang yang mengemis dan mengamen dipidana kurungan 3 bulan dan denda 50.000.000." Wadohh apakah ini penyebabnya ya? Yang bikin para pengemis dan pengamen ngibrit  takut dengan peraturan daerah tersebut. 

yang meminta kena denda dan penjara. dokpri
yang meminta kena denda dan penjara. dokpri
Belum cukup itu saja. Ternyata peraturan denda dan kurungan penjara juga bukan untuk pengamen dan pengemis saja, melainkan orang yang memberi pun sama karena selain peraturan daerah tersebut ada plang lain yang saya lihat: "Setiap orang/lembaga/badan hukum yang memberi uang dan atau barang dalam bentuk apapun kepada pengemis, gelandangan, pengamen, orang terlantar dan anak jalanan di tempat umum diancam pidana kurungan paling lama 3 bulan dan /atau denda paling banyak Rp. 20.000.000,-"  Wah ternyata yang memberi pun kena hukuman dan denda juga,  hehe. Niat mau berbuat baik malah kena ancaman hukuman dan denda, weleh-weleh.

Yang memberipun kena pidana dan denda. dokpri
Yang memberipun kena pidana dan denda. dokpri
Peraturan daerah Banyumas ini ada baiknya juga buat kita untuk mengajarkan agar orang tak malas dan mau bekerja. Karena menjadi pengemis dan pengamen hanyalah mencari uang dengan menodongkan tangan dan berharap belas kasihan orang yang memberi. Sementara bagi pengamen hanya genjrang genjreng bersuara dememeng gak jelas dan mengharapkan diberi uang recehan, gak dikasih marah-marah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun