Mohon tunggu...
Lajma Khanie
Lajma Khanie Mohon Tunggu... Lainnya - Happy Writing

Freedom jurnalism

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ngaji Usai Ngantor, "Why Not?"

18 April 2018   20:36 Diperbarui: 18 April 2018   20:44 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan di blog pribadi saya lajmakhanie.blogspot.com dengan judul NUN (Ngaji Usai Ngantor) Edisi I

Assalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh..

Bismillahirrohmanirrohim.. Dengan menyebut nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ngaji? Yess...bagi Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, kata ngaji mungkin tidak lagi asing di telinga kita. Ngaji, mulai dari usia anak-anak bahkan yang usia senja sudah sangat familiar dengan istilah ini. Ketika masih kecil, sebelum mengenal huruf alfabet, bisa jadi sebagian kita lebih mengenal huruf hijaiyyah. Kita dididik untuk mengaji. Kita dididik di bangku TPA (Taman Pendidikan Al-qur'an). Itulah masa-masa kecil yang dialami anak kecil Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kemudian, pemandangan mengaji ini kembali ramai saat di usia senja. 

Ibu-Ibu dengan langkah pelan masih menyibukan diri, kembali ke masjid. menjadi bagian dari pengajian yang dikenal dengan pengajian ibu-ibu. Dari sini, dengan kacamata psikologi agama, maka saya melihat kesadaran beragama itu sangat kentara sekali diperiode usia anak-anak dan usia senja. Dalam dunia psikologi agama, dikenal dengan istilah kesadaran beragama anak-anak dan kesadaran beragama orang tua.

Tapi, kita tidak akan membahas mengenai psikologi agama dalam postingan kali ini. Di sini, kita akan sama-sama membahas mengenai kegiatan mengaji di usia dewasa (dewasa muda). Di periode saat seorang sudah sibuk dengan urusan dan tanggung jawab masing-masing. Tidak jarang, seseorang yang masa kecilnya sangat rajin mengaji, tiba-tiba saat sudah dewasa, dia jarang datang ke pengajian atau malah lupa dengan bacaan-bacaan mengaji yang dia kenal ketika masih anak-anak. Ini sangat memprihatinkan karena hilangnya kemahiran dalam mengaji al-qur'an dikarenakan jarangnya interaksi dengan Al-qur'an.

Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir ini, geliat mengaji kembali ramai. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, aktivitas mengaji ini dibuat tematik. Tema yang disesuaikan dengan trend anak muda. Kabar baiknya, hidayah untuk datang ke pengajian ini benar-benar tidak bisa dihindari. Terbukti dari membludaknya jamaah muda yang terdiri dari para pekerja kantoran, anak muda, mahasiswa, dan pasangan muda yang hadir ke pengajian. Khususnya di Jakarta, kita familiar dengan kajian-kajian yang waktunya pun sangat bersahabat, yakni sepulang kantor. 

Biasanya kajian diadakan selesai maghrib atau isya ini sangat cocok bagi pekerja kantor yang selesai kerja. Kajian The Rabbanian di Masjid Al Azhar Universitas Islam Al-Azhar selalu ramai oleh para jamaah. 

Begitu pun kajian PARIS (Pengajian Akhir Pekan RISKA) di Masjid Agung Sunda Kelapa. Juga Kajian di AQL Tebet. Selain itu, Ada juga Mabit, yaitu kegiatan itikaf di masjid yang diisi oleh rangkaian acara yang menarik, seperti yang diadakan oleh MTT Telkomsel, Muslim Youth Night oleh Remaja Islam Sunda Kelapa, Mabit Oleh Darut Tauhid Jakarta, Mabit di Masjid Bank Indonesia, dan masih banyak sekali masjid-masjid di Jakarta yang membuat kajian-kajian sepulang kantor.

Sebagai bagian dari hiruk pikuk kota Jakarta yang selalu sibuk, hadirnya kajian-kajian sepulang kantor ini seolah menjadi oase di padang pasir. Ya, setelah 8 jam kerja di kantor dengan tanggung jawab profesionalisme, maka dengan niat ingin kajian dan mendapatkan ilmu, kita yang sudah lelah sepertinya menjadi lillah. Ya, kita mendapatkan ilmu yang menjadikan hidup kita seimbang, tidak hanya mengejar dunia namun juga mengejar akhirat. 

Kajian-kajian tematik yang ada di Jakarta juga didukung oleh siaran livestreaming di media sosial. Jadi, meski pun pulang kantor masih bermacet-macet ria, kita masih bisa menyimak dari siaran life steraming, semoga itu juga menjadi bagian dari mengisi rukhiyah kita dengan ilmu dan amal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun