Fakta dan mitos, mau dipertahankan atau tidak ? Harusnya sebelum menjawab pikirkan dulu dampak nya.
"Cepet sehat nak. Penyakite dibuang nang segoro ya.." seorang bapak berkata sambil mengelus-elus anaknya  yang sedang sakit.
"Kadung wes metu teko penjara, ojo mulih nang umahe sulung. Aduso nang segoro kono, kelambine larungen nang segoro. Ben apese ilang." Â kata tetua saat ada warganya yg tengah terlibat kasus hingga di penjara.
"Cepetan, pasangane hang wes ketemu, buangen nang tengah segoro." kata seorang dukun penangkal santet saat berhasil menemukan gulungan kain kafan berisi aneka benda mistik.
"Nggaweo sesajen, kembang pitung werno, jenang pitung warno. Terus larungen nang segoro."
"Pamperse buangen nang kalen kono ben engko katut ke gowo nang laut. Ojo diobong nang kene, engko suleden bayiniro." kata seorang nenek menasehati cucunya yg baru punya bayi.
Dan masih banyak lagi perilaku-perilaku serta mitos, bahwa laut (segoro) mampu menampung seluruh permasalahan hidup manusia.
Laut dianggap tidak memiliki batas kemampuan. Laut dianggap pelumat segala macam kesedihan dan persoalan.Â
Akankah kita yang sudah berpendidikan dan mengerti tentang kelestarian alam, akan meneruskan mitos-mitos yang mengancam  laut kita, dan akibatnya justru akan berbalik pada kelangsungan hidup semua makhluk hidup, baik di darat maupun dilaut dan juga di udara.
Stop mengotori lautan, sumber kehidupan kita dan anak cucu. Karena kebersihan adalah sebagian dari iman.