Mohon tunggu...
Nurlaili Maghfiroh
Nurlaili Maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswi 😊 -

PIAUD 2016 uin maulana malik ibrahim malang (FITK)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadilah Pemenang Sejati Kehidupan

28 Februari 2018   07:20 Diperbarui: 28 Februari 2018   07:23 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pinterest.co.uk

Keajaiban itu pasti datang! Dan, keajaiban itu menjadi hadiah bagi orang yang memang layak dalam kehidupannya. Yaitu, orang-orang yang menang melawan egonya, melawan hawa nafsunya, dan melawan segala dorongan negatif dan mengubahnya menjadi potensi positif. Allah menyediakan hal-hal yang istimewa bagi para hamba-Nya yang hidup dalam ketaatan dan kepatuhan, meski dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun. Allah tidak akan membiarkan hilang secara sia-sia ataa upaya dan perjuangan hamba-Nya dalam memerangi pengaruh-pengaruh setan yang terkutuk.

Dalam kenyataannya, banyak orang yang menyerah pada nasib, mengeluh, dan menyalahkan Allah atas ketidak beruntungan hidupnya. Padahal, kesenangan dan kesusahan adalah sama-sama ujian yang datang dari sumber yang sama, yaitu Allah. Mengapa ujian itu bisa berbeda-beda? Karena, kualitas kehidupan manusia itu tidaklah sama, sehingga Allah lebih tau kapan si A diuji dengan kekayaan dan kapan si B diuji dengan kemelaratan.

Karena sama-sama ujian dari Allah, maka keduanya harus kita syukuri tanpa harus bertanya kenapa mesti aku yang begini dan kenapa harus si dia yang mendapatkan ujian berupa harta berlimpah. Bagi Allah, hanya orang yang teguh pada ketaatannya serta sabar terhadap segala yang ditampakkan dalam hidupnya yang akan keluar menjadi pemenang. Jika di antara masing-masing orang itu sama-sama memiliki kualitas diri dan hidup yang baik dengan berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, maka keduanyalah yang menjadi pemenang.

Namun, dalam kenyataan, seringkali orang yang diuji dengan kekayaan menjadi lupa daratan, lupa akan alloh dan lupa akan tuga-tugas dan kewajibannya sebagai seorang hamba. Terkadang pula, orang yang diuji dengan kemiskinan menjadi berkurang keimanannya, sehingga terpengaruh oleh tipu daya setan kemudian terjerumus dalam kemusyrukan.

Keajaiban terkadang datang tak terduga dari Allah. Orang yabg diuji dengan kekayaan terkadang semakin bertambah keimanannya dan semakin bertambah pula keberkahan rizkinya. Sementara, orang yang diuji dengan kemiskinan, nilai ibadahnya bagus, tingkat kepekaan sosial juga dapat diacungi jempol. Sehingga, dalam waktu tertentu, Allah tiba-tiba memberikan kelebihan lainnya,  misalnya menjadi orang yang disegani dan dihormati, yang darinya pintu-pintu rizki terbuka lebar.

Hidup yang oenuh dengan misteri ini rasanya terlalu berharga jika kita maknai dan habiskan dengan kesia-siaan. Terutama bagi orang yang termasuk kategori miskin, jangan berburuk sangka kepada Allah. Sebab, Allah mungkin akan memberikan kejutan yang tidak pernah di sangka sebelumnya.

Biarlah kemesteriusan ini bergulir apa adanya. Tetapi, sebagai manusia, kita jangan berhenti untuk terus berikhtiar mencari nikmat-nikmat Allah yang tersebar di seluruh jagat alam raya ini. Jadilah pribadi yang semakin hari semakin beriman, tangguh, mau berpikir, dan mampu menelaah segala sesuatu yang datang dari Allah. Biarkan keajaiban dalam hidup itu menjadi urusan Allah SWT. Jadilah kita pemenang sejati kehidupan, yang menerangi urusan dunia dan akhirat. Wallahu A'lam Bisshawab!.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun