CARA GURU MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Lailatuz Zahroh
Alamat email (Lailatuz.zahroh54@gmail.com)
PGPAUD A1/ 171340000038
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Pendahuluan
Secara falsafati, pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya. Pendidikan pada hakikatnya mempunyai jangkauan makna yang sangat luas serta dalam rangka mencapai kesempurnaannya memerlukan waktu dan tenaga yang tidak kecil. Dalam khazanah keagamaan dikenal ungkapan minal mahd ilal lahd (dari buaian hingga liang lahad atau pendidikan seumur hidup), sebagaimana dikenal pula pernyataan ilmu kepada peserta didik: "Berilah aku seluruh yang engkau miliki, maka akan kuberikan kepadamu sebagian yang aku punyai."(M. Quraish Shihab, 2008:221).
Di zaman yang semakin maju ini, kita dituntut untuk tidak hanya membangun pengetahuan siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pengelolaan kelas, melainkan juga strategi pengajaran. Hal ini sesuai dengan teori belajar yang menyatakan bahwa keberhasilan pengajaran tidak hanya bergantung pada lingkaran mengajar yang kondusif (nyaman, tenang, dan mendukung proses mengajar), melainkan juga bergantung pada cara transfer (penyampaian) materi pelajaran dari guru ke siswa. (John Afifi, 2014: 148).
Terkait film yakni film dengan judul "Taare Zameen Par". Film India yang bernuansa pendidikan. Film ini disutradarai dan diperankan langsung oleh Aamir Khan. Film yang dirilis tahun 2007 ini telah mendulang sukses dengan berbagai penghargaan dan menginspirasi sekolah-sekolah. Secara umum film ini menggambarkan tentang seorang anak kelas 3 setingkat SD yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Ishaan sangat suka bermain, namun tidak seperti anak seusianya, Ishaan tergolong anak yang susah belajar, dianggap bodoh dan nakal. Tidak heran karena ia tidak pernah mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), nilai ulangannya selalu di bawah rata-rata, ia juga kesulitan untuk membaca dan menangkap perintah dan kata-kata orang lain, setiap kata-kata dan tulisan yang dilihatnya seolah-olah tulisannya itu seperti menari-nari.
Sebenarnya Ibunya, Maya Awasthi sering membantunya belajar. Dengan kesabaraannya ia membantu Ishaan mengulang pelajarannya, namun pada akhirnya Ibunya lelah karena lagi-lagi Ishaan salah dalam menulis.
Pembahasan