Mohon tunggu...
Lailatul Simbolon
Lailatul Simbolon Mohon Tunggu... Lainnya - UINSU

KKNDR 160

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak yang Dialami UMKM Semenjak Munculnya Pandemi Covid 19

18 Agustus 2020   12:44 Diperbarui: 18 Agustus 2020   12:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy


Oleh : Lailatul Fitri Simbolon

Wabah Covid-19 bermula muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Lebih dari 620.000 kasus Covid-19 telah dilaporkan di lebih dari 190 negara, mengakibatkan lebih dari 28.800 kematian dan 137.000 diantaranya sembuh.

Seperti yang kita lihat saat ini Covid-19 telah banyak mempengaruhi dalam berbagai aspek. Contohnya seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Dimana dilihat dari segi hasil laporan Buku Warung, menyebutkan terjadi penurunan pendapatan hingga 90% pada UMKM selama empat bulan terakhir ini. Namun, masih  ada beberapa yang mengalami kondisi sebaliknya.

Salah satunya yang paling mempengaruhi pandemi covid 19 bisa dilihat melalui aplikasi Startup yaitu penyedia aplikasi pembukuan untuk UMKM, industri restoran, olahraga & hobi, serta toko bangunan merilis laporan UMKM paling terdampak oleh pandemi Covid-19.

Dalam laporan BukuWarung jumlah transaksi di industri restoran anjlok hingga 70% dengan pendapatan turun hingga 80%. Kondisi yang sama juga dirasakan oleh industri olahraga & hobi, serta toko bangunan. Industri olahraga & hobi mengalami penurunan hingga 90% dari segi pendapatan, sementara industri toko bangunan turun sebesar 65%.

Namun, justru sebaliknya ada pula beberapa industri yang mengalami dampak positifnya. Contohnya itu seperti usaha penjualan pulsa dan paket data yang mengalami peningkatan dikarenakan banyaknya minat pelanggan akibatnya pendapatan naik hingga 1.000%. Sementara pendapatan pelaku usaha kecantikan/kesehatan, logistik, dan laundry meningkat 300% -- 800%.

Buku Warung juga melihat penurunan transaksi di UMKM itu bisa disikapi dengan sedikit beradaptasi dengan keadaan saat ini. Salah satunya adalah mulai masuk ke ranah digital atau online. Contohnya dalam bidang makanan,misalnya kita bisa mulai memikirkan untuk menjual makanan secara online, baik itu masuk ke dalam sistem aplikasi pengantaran atau menjajakan sendiri melalui akun media sosial.

Beberapa keluhan pebisnis UMKM semenjak adanya pandemi COVID-19. Apa sajakah?

1. Mengalami Penurunan Penjualan
Sejak terjadinya wabah Corona, tentu saja hal ini berdampak pada daya beli dari masyarakat itu sendiri. Hal inilah yang membuat penjualan UMKM mengalami penurunan. Sebanyak 774 koperasi dan UMKM atau setara dengan 68% mengaku bahwa penjualan mereka mengalami penurunan drastis sejak wabah Virus Corona. Penurunan ini pun turut dirasakan di berbagai kota di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dll.

2. Sulit Mendapatkan Bahan Baku
Selain mengalami penurunan penjualan, para pelaku UMKM tersebut juga mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku karena kegiatan impor yang dibatasi. Tercatat, ada sekitar 63 koperasi dan UMKM (6%) mengeluhkan kesulitan bahan baku. Hal ini terjadi di DKI Jakarta, Banten, DIY, dll.

3. Terhambatnya Distribusi
Sebanyak 111 koperasi serta UMKM (setara 10 persen) mengungkapkan bahwa distribusi yang mereka lakukan mengalami hambatan, terlebih saat sudah ada penerapan PSBB di wilayah masing-masing. Tentu saja hal ini membuat pengiriman atau penerimaan barang kepada konsumen menjadi terlambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun