Mohon tunggu...
Humaniora

Leading by Example

10 Oktober 2017   12:07 Diperbarui: 10 Oktober 2017   15:05 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengaragkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Menurut Zakiah Drajat (1992), tidak sembarangan orang dapat melakukan tugas sebagai guru, tetapi orang-orang tertentu yang memenuhi persyaratan seperti bisa menjadi panutan, bertanggung jawab dalam setiap tutur katanya, jujur, beretika baik dan bisa menjadi figur yang baik untuk anak didik mereka.

Dalam bahasa Jawa guru berarti digugu dan ditiru. Sebutan ini mempunyai arti yang sangat dalam. Bagaimana tidak? Seorang guru dituntut untuk menjaga setiap tutur kata dan sikapnya, karena apapun yang dia lakukan pasti akan disorot dan tidak mungkin tidak akan ditiru oleh murid yang melihatnya. Digugu artinya apapun tutur kata yang diucapkan oleh seorang guru itu sesuatu yang baik, sesuatu yang mengandung nasihat dan arahan yang baik. Ditiru, guru ditiru berkaitan dengan sikap dan tutur kata yang dilakukannya. Setiap apa yang dia kerjakan mengandung kebaikan. Bila seseorang itu sudah menjadi guru, maka dia akan menjadi sorotan masyarakat. Mulai bagaimana dia berpakaian, kebiasaan yang dilakukannya, etika atau adab yang dimilikinya. Semua itu tak luput dari sorotan masyarakat.

Seorang guru juga mengajarkan sebuah kurikulum tersembunyi. Bila kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah setiap mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah, maka guru juga melakukan sebuah kurikulum. Yaitu, kurikulum tersembunyi. Secara tidak langsung beliau mengajarkan cara anak didik berbicara sopan lewat tutur katanya. Mengajarkan cara berpakaian yang pantas seperti bagaimana dia berpakaian. Berperilaku yang baik seperti dia biasa berperilaku, sopan dan lemah lembut.

Lalu bagaimana bila seorang guru tidak menunjukkan sikap atau etika yang harus di lakukan oleh seorang guru. Sudah pasti dia bukan seorang guru. Karena tidak sembarang orang bisa menjadi guru. Atau dia belum bisa menjadi guru yang baik. Guru inilah yang harus dihindari oleh masyarakat bila ingin menyekolahkan anak. Jangan sampai ketika di rumah orang tua sudah mengajarkan hal-hal yang baik tetapi saat di sekolah guru yang negaranya tidak menunjukkan iktikad dan etika yang patut ditiru untuk anak didik.

Guru sebagai pendidik dan panutan, yaitu : 

1. Harus mengenal tabiat dan bakat serta kemampuan siswa

2. Berusaha menyalurkan bakat anak sesuai minatnya

3. Berusaha menyesuaikan anak didik sesuai dengan pergaulan dan membimbingnya menjadi warga masyarakat yang baik.

4. Sebagai barometer nilai dan norma hidup bagi siswa, baik tingkah lakunya, tutur katanya, dan kehidupan sehari-hari.

Salam

Semoga bermanfaat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun