Mohon tunggu...
RizkyBiawak
RizkyBiawak Mohon Tunggu... Musisi - Musisi

Seorang percussionist yang bergelut di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Project Independent (Tanoh Lado)

3 Januari 2023   15:01 Diperbarui: 3 Januari 2023   18:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanoh Lado merupakan judul sebuah pertunjukan dalam acara yang bertajuk ”Gerakan Nasional Revolusi Mental, Menggali Nilai-nilai Tradisi Untuk Mengembangkan Seni Pertunjukan Indonesia”, yang melibatkan beberapa jurusan di kampus ISI Yogyakarta. Tanoh lado merupakan bahasa yang diambil dari daerah Lampung yang berarti tanah lada.

Lampung juga sempat mendapat julukan tanoh lado melekat lebih dari setengah abad lampau merekam tentang kejayaan Lampung sebagai penghasil lada hitam terbesar Nusantara di masa lalu. Kajian perdagangan lada di Lampung telah ditulis beberapa penulis sebelumnya, salah satunya Laelatul Masroh (2015) mendeskripsikan perkembangan perkebunan dan perdagangan lada di Lampung 1816-1942.

Lampung dalam jangka waktu yang cukup lama dipengaruhi, dan memberi keuntungan pada kesultanan banten, dibuktikan dari Kesultanan Banten yang melakukan eksploitasi ekonomi khususnya dalam tata niaga lada.

Sultan mengeluarkan berbagai piagam (pijagem) berisi sejumlah peraturan yang mengikat. Pada tahun 1963 Sultan Ageng mengeluarkan peraturan yaang mewajibkan penduduk Lampung menanam lada 500 pohon per orang, dan menjualnya kepada pembeli tanpa memandang kebangsaannya, Orang Jawa, Cina, Inggris, atau Belanda dapat membeli lada secara bebas (Untoro, 1998: 155).

Karya yang berjudul “Tanoh Lado” ini bertujuan untuk menyampaikan keresahan penata mengenai peran wanita dari motif gerak Nginjak Lado yang terdapat pada Tari Melinting. Dalam karya ini, penanta ingin menggunakan musik tradisi Lampung yang berkolaborasi dengan orkestra musik modern sehingga menciptakan karya tradisi yang tak tertinggal zaman.

Pada tanggal 12 November 2022 karya ini dipentaskan di Teater Arena ISI Yogyakarta. Acara ini adalah bentuk hasil akhir dari proses MBKM yang diselenggarakan oleh mahasiswa jurusan Tari dan jurusan Penciptaan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang ditawarkan kepada mahasiswa, maka program hak mahasiswa belajar di luar kelas merupakan salah satu program unggulan. Oleh karena itu jurusan dari setiap mahasiswa yang mengikuti program ini diharapkan untuk memberi dukungan penuh melalui serangkaian rencana implementasi. Selain melibatkan beberapa jurusan yang ada di Insitut Seni Indonesia Yogyakarta, acara ini juga turut mengundang pemnampil dari kampus lain yaitu Pendidikan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun