Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Punya Andil Menciptakan 'Maling, Copet, Rampok' di Lingkungan Kita?

13 Agustus 2010   13:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:04 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bahasan kita bersama di bulan suci penuh rahmat, menyambung pertanyaan saya pada artikel ini http://lifestyle.kompasiana.com/group/urban/2010/08/12/ada-yang-bisa-bantu-jawab/

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn

pertanyaan yang kita wajib untuk merenungkannya adalah "Apakah kelakuan kita punya andil menciptakan, maling, copet, rampok ini"

jelas seperti beberapa komentar mengatakan, Indonesia negara 'maling' lah.! tuh liat pejabat korupsi, apa dia bukan 'maling' juga.!

Wah, jika kita sudah pasrah dengan dogma bahwa, Indonesia negara maling, sampai abad keberapa bangsa kita ini bisa maju dan menjadi bangsa besar yang pantas dihargai oleh bangsa lain.!

Maling, copet, rampok........... apalagi istilahnya.? untuk orang yang dikatagorikan sebagai pihak yang mengambil secara paksa barang milik orang lain.

Jelas jika kita membahas pelaku korupsi sebagai 'maling' ya pasti Indonesia gudangnya.! tapi sekarang pertanyaannya kembali pada pokok renungan "Apakah diri kita sudah punya andil menciptakannya.?"

http://www.detik.com/images/content/2009/02/21/466/genten--dalam.jpg

Pada pertanyaan saya disini

http://lifestyle.kompasiana.com/group/urban/2010/08/12/ada-yang-bisa-bantu-jawab/

komentar Della dan Mimin mewakili apa yang saya pikirkan dan dapatkan dari lapangan, penyebab sebagian besar kenapa justru maling, copet atau rampok bertambah jumlah dan aksinya ketika bulan Puasa. mari kita baca lagi komen dua kompasianer "cantik bin bohay" ini.

12 Agustus 2010 23:31 Della Anna

itulah say...... paradigma kini

biarpun sedang berpuasa, tetap saja tingkah laku masih sama seperti sebelum puasa. kita tetap orang2 yg sama, yg belum bisa melepaskan diri dari dari kepentingan2.

memang dibulan puasa apa yg pak RT/RW anjurkan itu benar,

oleh karena itu logis, setelah selesai puasa datanglah hari kemenangan - yaitu Idul Fitri, nah hari spesial ini tentunya harus juga lain dari hari2 biasa bukan

harga sembako yg naik, kebutuhan hidup yg tidak seimbang dgn tuntutan hari Raya, membuat insan nekad melakukan hal ini.

kita manusia hanya malu terhadap sesama manusia, tetapi TIDAK TAKUT terhadap ILAHI.

Allah SWT akan menilai ibadah puasa kita diterima atau tidak, semuanya tergantung dari tindakan kita sendiri.

biarpun kita rajin menunaikan ibdah puasa, tak tercela. tetapi dibalik ini kita masih sama seperti waktu kemarin, maka KITA SUDAH MEMBOHONGI ALLAH SWT DAN DIRI KITA SENDIRI.

2 Agustus 2010 23:36   Mimin mumet

semua kebutuhan pangan naik drastis setiap menjelang puasa (bertahun tahun ) kebutuhan perut keluarga tak bisa di tahan tahan lagi ,

setelah berpuasa seharian si kecil yang merengek baju baru , permen baru pekerjaan dengan gaji yang tidak menjanjikan malah kadang masih di phk menjelang puasa/lebaran thr yang jauh dari mencukupi, pemerintah yang bla bla bla …

apa kita perlu seperti penari India ini, pakai perhiasan seperti Toko emas berjalan

http://www.semuasaudara.com/wp-content/uploads/2009/05/bridaljewellery_13286.jpg

Kikislah kebiasaan bermewah dihari Lebaran

Jika kita tidak ingin memperpanjang rantai terciptanya 'copet, maling, rampok' dadakan menjelang lebaran, sebagai orang yang biasa (mampu) membeli pakaian pada hari biasa, bukan hanya karena tunggu kesempatan setahun sekali, mendapat Tunjangan Hari Raya, apa salahnya kita tidak ikut memborong pakaian baru untuk merayakan lebaran justru dibulan puasa ini. Seperti kita ketahui masyarakat Indonesia masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan kecemburuan sosial berbahaya untuk keamanan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun