Mohon tunggu...
Dian Herdiana
Dian Herdiana Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Kota Bandung

Mencari untuk lebih tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kokolot Lembur dalam Masyarakat Sunda

6 Agustus 2019   13:57 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:05 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kokolot lembur atau kokolot kampung adalah sebutan bagi sesepuh desa atau orang yang dituakan/dihormati dalam konteks masyarakat Sunda. Secara kultural, kokolot lahir dari sebuah struktur masyarakat tradisional yang menganut budaya patrialisme, yang mana masyarakat menjunjung penghargaan terhadap moralitas, kebajikan dan tata krama. Interaksi struktural masyarakat dalam budaya patrialisme tersebut didasarkan kepada pola hubungan sosial yang bersifat mengayomi seperti bapak dan anak. 

Dalam struktur masyarakat seperti ini, kokolot berperan sebagai figur kebapaan yang dianggap mampu mengayomi, mewakili dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan desa, pendapat dan gagasan kokolot sering dijadikan acuan dalam menetapkan kebijakan pembangunan desa yang mana hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari nilai patrialisme itu sendiri, yaitu "father knows best".

Dilihat dari struktur pemerintahan desa tradisional, kokolot secara internal menjadi bagian dari pemerintah desa yang memiliki peran sebagai penghubung antara pemerintah desa dengan masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat perdesaan diterjemahkan ke dalam 3 (tiga) peran utama, yaitu: 

Pertama, sebagai simbol tokoh yang dihormati di desa. Kedua, sebagai fasilitator pemerintah desa untuk memberitahu segala informasi yang berhubungan dengan pemerintahan desa, sehingga kokolot menjadi corong informasi pemerintah desa. Ketiga, sebagai tokoh penyampaian aspirasi masyarakat untuk kemudian diteruskan kepada pemerintah desa.

Peran yang dijalankan oleh kokolot tidak hanya terbatas kepada urusan pemerintahan saja, seperti masalah pembangunan desa. Tetapi juga menyangkut urusan sosial kemasyarakatan. Bahkan dalam masalah tersebut, contohnya penyelenggaraan ritual/adat istiadat, peran kokolot menjadi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tokoh lainnya, termasuk jika dibandingkan dengan Kepala Desa. Kokolot dalam konteks masyarakat perdesaan telah dijadikan sebagai figur penghormatan. Oleh karena perannya tersebut, posisi kokolot merupakan jabatan kemasyarakatan yang prestisius dalam struktur masyarakat perdesaan.

Disarikan dari artikel dalam jurnal JIA dengan judul:  "Peran Kultural Kokolot Kampung dalam Proses Pembangunan Desa di Kabupaten Sumedang".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun