Gagal Sahur

Cerita ini di awali dari tunjuknya saya dan Kak Dinni selaku Andalan Cabang Urusan Pembinaan Pramuka Penegak Putra dan Putri Kwartir Cabang Kota Cirebon masa bakti 2015-2020, untuk menjadi Pembina Pendamping Pramuka Penegak dan Pandega Kontingen Cabang Kota Cirebon mengikuti Kegiatan " Fantastic Ramadhan 1437 H Pramuka Penegak dan Pandega Se-Jawa Barat " yang diselenggarakan oleh Kwatir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat tanggal 17 - 18 Juni 2017 di Kota Depok - Jawa Barat.

Namanya juga Fantastic Ramadhan, otomatis kegiatannya juga di laksanakan di bulan ramadhan, dengan berbagai aneka lomba seperti Lomba Marawis, Lomba membuat miniatur masjid dari kayu, membuat parcel dan Lomba Habibi - Habiba atau kalau di Jakarta Abang - None gitu ceritanya.

Tanggal 17 Juni 2016 pukul 01.00 WIB Anak-anak yang berjumlah 15 Pramuka Penegak dan Pandega yang tergabung dalam Kontingen Kota Cirebon sudah berkumpul di lokasi pemberangkan yaitu di rumah Kak Dinni, tepat pukul 03.00 WIB.

Kak Dinni yang juga Kepala Sekolah SD termuda di Kota Cirebon saat itu, merasa jadi tuan rumah dengan keiklasan hatinya membelikan nasi padang untuk anak-anak makan sahur bersama, dan setelah sahur tepat pukul 04.00 WIB,  mobil mini bus yang di pinjamkan oleh Koni Kota Cirebon telah sampai juga di rumah Kak Dinni,  setelah semua berkemas baru pemberangkatan menuju Kota Depok, wuuuzzzz....

Dampingi anak-anak saat lomba di Detos (doc.pribadi)

Nampaknya anak-anak menikmati betul perjalanan di pagi buta tersebut, hingga akhirnya mobil berhenti di rest area Tol Cipali untuk melaksanakan sholat subuh berjama'ah,  tak kurang dari 20 Menit, mobil pun meluncur ke Depok.

Mengingat wakru registrasi peserta pukul 14.00 sementara pukul 09.00 rombongan kontingen sudah sampai. Di Depok, maka atas saran Kak Dinni yang selalu duduk bersebelahan saat di mobil, mennyarankan agar istirahat saja dulu di rumah kediaman orang tuanya di Beji Depok.

Tak kusangka ternyata perempuan cantik yang duduk di sebelahku itu anak mantan Wakil Walikota Depok, terlihat dari kondisi rumahnya yang berhalaman luas memanjang, dan gazebo di depan pintu gerbang sebagai bangunan penjagaan.

Foto bersama jelang lomba Habibi-Habiba di Citos (doc.pribadi)

Di rumah orang tua Kak Dinnilah kami semua melepas lelah dan sholat duhur, dan saya pun beserta anak-anak didik di perkenalkan satu persatu kepada orang tuanya, yang agamis banget namun kesan demokratisnya masih tersirat tajam dan tegas dalam bertutur kata.

Tepat pukul 14.00 kami semua berpamitan guna menuju lokasi kegiatan di salah satu Pondok Pesantren, setelah registrasi dan di beri nomor peserta, kontingen pun menuju ruangan kontingen yang sudah di tentukan panitia dalam hal ini DKD Jawa Barat dan Pondok Pesantren, tentu saja di. Pisahkan putra dan putrinya, begitu juga dengan pembina pendampingnya.

Lomba pertama dilaksanakan setelah ba'dah taraweh adalah penampilan marawis, dan Kota Cirebon mendapatkan nomor urut 12, lumayan tidak memalukan penampilan anak-anak asuhan Kak Dinni, yang S1 dan S2 nya di IAIN Cirebon.

Usai lomba maramis, anak-anak dan pembina pendamping di sibukkan untuk mencari bahan lomba pembuatan parcel. Lebaran dengan ketentuan dalam. Nota belanja harus pas Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah),  tentu saja anak-anak pun harus dengan cermat menyiapkan belanja dan angkanya harus pas sesuai dengan ketentuan lomba.