Selamat datang Era Garuda Merah Putih, Wajah Baru Rekonsiliasi Politik Indonesia. Inilah penggalan kalimat yang pas untuk menggambarkan realitas politik Indonesia setelah melakukan pesta demokrasi yang panjang dan melelahkan.
Pertemuan yang melegakan antara Joko Widodo dan Prabowo akhirnya terjadi kemaren sabtu 13 Juli 2019. Tepatnya pertamuan yang dilaksanakan secara terbuka dan ditempat umum. Yakni di MRT Jakarta. Dimulai dari stasiun Lebak bulus dan di akhiri di stasiun Sudirman.
Pertemuan ini menjadi pelebur hambatan dari para pendukung dan menjalin kekuatan yang menyatukan akibat perbedaan pilihan politik pada pilpres. Â
Telah habis masanya era pelabelan cebang dan kampret untuk masing-masing pendukung ketika menjelang pilpres. Kini saatnya tetap menjadi warga Indonesia dan menguatkan persatuan Indonesia dengan segala karya, prestasi yang baik.
Bukan lagi masa saling melakukan perundungan, mengumbar caci maki, menebar kebencian dan mempublikasikan konten hoaks. Cukup sudah energi yang terbuang selama ini untuk saling menikam satu sama lain. Merobek-robek tenunan kebangsaan. Menghina teman sendiri dan mengorek kesalahan dan melemparkan ke publik.
Era sekarang adalah era Garuda Merah Putih, yang lahir dari nilai aplikasi sila ke-3 Pancasila, yakni Persatuan Indonesia, bukan saling memelihara bermusuhan karena beda pilihan. Sebab pilpres dan pileg adalah momen kontestasi demokrasi untuk memilih presiden dan wakil masyarakat di parlemen. Dan semua tetap dalam bingkai persatuan Indonesia.
Dan yang layak mendapatkan ucapan terima kasih dari sisi gerakan politik yakni Partai Demokrat dan AHY yang getol semenjak awal mengajak untuk melakukan rekonsiliasi setelah pilpres.
Saat masa kampanye prioritas persatuan Indonesia ini menjadi dalam salah satu 14 prioritas Partai demokrat. Hal ini dengan baik diwujudkan dengan cara yang baik dan bagus oleh segenap kader Demokrat.
Konsistensi ini diperlihatkan oleh AHY selaku Komandan Kogasma Partai Demokrat. Walau AHY pada awalnya mendapatkan tanggapan tidak baik dan menjadi bahan perundungan dari berbagai pihak. Hal ini tidak menyurutkan langkah AHY untuk tetap melangkah menyelesaikan apa yang menjadi misi dan harapan untuk menjaga Persatuan Indonesia lewat rekonsiliasi.
Pertemuan Joko Widodo dan Prabowo mesti tidak pernah memuaskan beberapa pihak. Terutama yang masih dilingkari oleh egoisme politik individu dan golongan. Sebab, selama masih menimbun sampah amarah dan tidak menyisakan sifat patriot maka kita akan melihat semburan egoisme individu dan golongan.