Mohon tunggu...
Kusno Haryanto
Kusno Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Apoteker yang Merdeka

Assessor Of Competency BNSP No.Reg.MET.000.003425 2013, Apoteker alumni ISTN Jakarta, Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenalkan, Saya Pemilik Laboratorium Klinik Berlian

17 Oktober 2017   16:47 Diperbarui: 17 Oktober 2017   16:47 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal dari buku - buku karangan Robert Kiyosaki yang disebut banyak orang dapat memprovokasi pembacanya untuk menjadi pengusaha maka penulis dengan rasa penasaran turut membaca buku ajaib itu. Disebut ajaib karena memang bagi pembacanya apa yang diuraikan oleh Robert Kiyosaki didalam bukunya yang berjudul Rich Dad, Poor Dad ataupun Cashflow Quadrant adalah sebuah kebenaran. Dibuku Rich Dad, Poor Dad dimana Robert seperti memerankan mas Tukul Arwana yang kerap justru menunjukan kekurangannya disetiap acaranya yakni dengan menceritakan apa yang dilakukan ayahnya terhadap dirinya semasa kecil yang kemudian dikatakan sebagai Poor Dad. Ayah yang miskin selalu mengajari dan memotivasi anak - anaknya untuk terus belajar dimasa sekolah karena berharap saat besar nanti akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar walau sebenarnya hanya gaji itulah yang menjadi satu - satunya penghasilan selamanya. Itulah menurut Robert Kiyosaki ajaran ayahnya yang berprofesi sebagai pendidik kepada dirinya. Robert lantas membandingkan ajaran dan motivasi antara ayah miskin dengan ayah temannya yang kemudian dalam buku itu disebut sebagai ayah kaya. Ayah kaya memotivasi anaknya untuk membuka usaha dan berinvestasi dibanyak bidang setelah menyelesaikan sekolahnya bukan mencari - cari pekerjaan seperti yang disarankan oleh ayah yang miskin. Setelah berulang - ulang membaca buku itu, penulis mengambil kesimpulan benar apa yang dikatakan oleh Robert Kiyosaki didalam bukunya. Akibat dari itu penulis menjadi sering membeli buku - buku yang memotivasi orang untuk menjadi pengusaha dan sering menonton acara televisi yang berisi program penghargaan kepada pengusaha pemula yang ditayangkan, seperti berita Danamon Award pun tidak luput dari perhatian penulis karena saking inginnya penulis menjadi konglomer

Akhirnya setelah terpuaskan dengan modal buku bacaan penulis terus merenung tentang pekerjaan yang penulis jalani saat itu. Berangkat kerja dengan jam yang tidak menentu karena bekerja disebuah rumah sakit. Bisa saja karena sudah terjadwalkan penulis masuk kerja pada shift pagi, siang ataupun malam. Kadang saat terkena shift malam hati penulis bertanya "ngapain ya seusia begini masih kerja seperti ini disaat orang lain pasti sedang nyenyak tidur dirumah". Untungnya pada saat itu iklan dan ledakan berita tentang waralaba sedang hebat - hebatnya, mulai dari burger, cendol minuman teh, kebab dll. Semua pemilik usaha itu sepertinya sedang berlomba mencari mangsa baru untuk dijadikan rekanannya. Penulis tertarik ikut waralaba burger dan setengah tahun kemudian dijual karena kenakalan sipenjaganya. Itulah awal penulis bersentuhan dengan dunia bisnis yang real, walau gagal. Setelah dievaluasi dan membaca buku lagi ternyata menjalani bisnis idealnya harus sesuai dengan kesenangan dan latar belakang pengalaman yang dimiliki. Terlintas langsung terucap dihati laboratorium.

image-59e5c6eec226f95eae1b1d82.jpeg
image-59e5c6eec226f95eae1b1d82.jpeg
Untuk memulai usaha laboratorium klinik bukanlah hal yang sulit tetapi tidak mudah juga mengingat sudah ada beberapa laboratorium klinik yang memiliki nama besar dan sudah cukup menggurita dinegeri ini. Setelah melalui pengamatan dan berbincang - bincang dengan kawan - kawan yang bekerja di laboratorium yang sudah memiliki nama besar itu barulah terungkap sisi lain yang bisa dimanfaatkan untuk menambah semangat berbisnis laboratorium klinik. Adalah lokasi yang kata buku sangat dapat menentukan keberlangsungan sebuah usaha yang sedang dirintis. Penulis sengaja memutuskan untuk mengambil lokasi didaerah - daerah pinggiran kota yang masyarakatnya relatif tidak tersentuh oleh laboratorium - laboratorium klinik yang sudah sangat terkenal dikalangan menengah keatas itu. Untuk permodalan, jelas sudah penulis bukanlah individu yang memiliki modal besar dan seandainya memiliki modal besar pun penulis bukan model orang yang berani mengeluarkan uang sangat banyak untuk memulai berbisnis. Solusi penulis saat itu adalah mencari klinik praktek dokter yang sudah berjalan tetapi belum memiliki sarana laboratorium klinik. Umumnya klinik - klinik sangat menginginkan menambah fasilitas layanan ditempatnya termasuk laboratorium agar penegakan diagnosa menjadi lebih tepat. Adalah seorang dokter muda bernama dr. Tjong Tung Seng ( salam hormat dan terimakasih banyak, semoga beliau membaca ) yang pertama kali memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengelola ruang kosong di ruko tempat prakteknya untuk dijadikan sarana laboratorium klinik dengan sistem bagi hasil didaerah Tegal Alur Jakarta Barat. Beliaulah orang yang menjadikan penulis menjadi bertambah semangat untuk memulai usaha ini. Ditambah dorongan petuah dan nasehat - nasehat dari dr. Doddy Tan juga dr. Pranowo ( salam hormat dan terimakasih banyak, semoga beliau membaca ) yang juga praktek disana akhirnya penulis merasakan keberhasilan yang luar biasa ditahun kedua. Saat sedang  merasakan nikmatnya berbisnis tidak disangka - sangka seorang dokter gigi muda yang tamatan FKG Universitas Trisakti dengan cum laude bernama drg. Edward ( salam hormat dan terimakasih banyak ) mengajak penulis untuk juga membuka laboratorium klinik dirumahnya yang akan dijadikan tempat praktek didaerah Taman Ratu Jakarta Barat. Inilah laboratorium kedua penulis yang didirikan tanpa memerlukan modal yang banyak. Dan akhirnya kini dengan kebaikan hati dua dokter muda alumni Universitas Lampung yakni dr. Umi Syarah dan dr. Brilian Utama Putra penulis dapat membuka dan mengembangkan laboratorium klinik ketiga juga tanpa memerlukan biaya yang besar. Itu bisa terjadi karena penulis menggunakan konsep bagi hasil sehingga biaya untuk tempat adalah nol rupiah sedangkan untuk peralatan penulis membuat kerjasama operasional dengan beberapa vendor, dimana penulis ditargetkan untuk belanja sekian rupiah dengan keuntungan mendapatkan beberapa alat pinjaman  dari vendor tersebut. Meskipun demikian tetap saja penulis harus membeli kebutuhan - kebutuhan lain yang dibayar baik cash atau jatuh tempo selama sebulan. Penulis bersyukur sampai saat ini bisa mempekerjakan beberapa orang ditempat penulis. Penulis sangat ingin dan terus bercita - cita agar suatu saat penulis bisa lebih banyak menciptakan lapangan kerja bagi remaja - remaja yang baru menyelesaikan sekolahnya terutama adik - adik dari sekolah menengah kejuruan. Saat ini setidaknya sudah ada dua pimpinan klinik di Kota Tangerang yang meminta penulis untuk mendirikan laboratorium klinik ditempatnya. Semoga dengan menulis ini dapat menginspirasi pembaca agar memiliki keinginan berwiraswasta disektor atau bidang apapun sehingga dapat pula menciptakan lapangan kerja bagi remaja - remaja dinegeri ini. Kendala modal yang sering dikeluhkan, ternyata benar bisa disiasati dengan cara lain. Sehingga ketika banyak motivator menulis dibukunya dan mengatakan memulai bisnis dengan modal dengkul, menurut pendapat penulis adalah benar. Iya benar ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun