Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Alasan Mengapa Liverpool Menjelma Menjadi Tim Biasa-biasa Saja

14 Februari 2021   11:16 Diperbarui: 14 Februari 2021   11:26 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menelan tiga kekalahan dari tiga laga terakhir, hanya berhasil mencetak dua gol, kebobolan sebanyak tujuh kali, adalah anomali bagi tim seperti Liverpool, tim yang begitu perkasa beberapa musim terakhir, berstatus sebagai juara bertahan pula.

Yang teranyar, Leicester City sukses mengalahkan Liverpool di King Power Stadium (13/02/2021). Saking luar biasanya Leicester mampu membalikkan keadaan dari 0-1 menjadi 3-1 hanya dalam hitungan tujuh menit, masing-masing gol kemenangan diciptaka tiga pemain berbeda: Madison, Vardy dan Barnes.

Rentetan pencapaian buruk Liverpool sepanjang 2021 semakin menegaskan Liverpool dalam masalah yang akut. Ada beberapa faktor mengapa Liverpool terpuruk musim ini, yang tidak hanya diyakini akan gagal mempertahan gelar, tetapi juga mulai diragukan finis di empat besar.

Badai Cedera Pemain

Kehilangan beberapa pemain pilar, Jurgen Klopp selaku pelatih seolah kesulitan meracik komposisi pemain yang berbuah hasil manis untuk tim. Paling mencuri perhatian dan selalu dibicarakan tentu sektor belakang. Yang sepanjang musim lebih sering mengandalkan gelandang terutama Fabinho dan Henderson mengisi kekosongan di posisi bek tengah itu. Tanpa kehadiran sosok Virgil van Dijk, nyata terasa perbedaannya. Liverpool jadi rentan kebobolan oleh lawan dan begitu mudah lawan mengkreasikan peluang berbahaya ke dalam kotak pinalti. 

Akhirnya keputusan ceroboh terus dilakukan pemain Liverpool: blunder kiper, pemain melakukan pelanggaran, entah itu berbuah pinalti dan tendangan bebas. Serta memberikan kesempatan kepada lawan melakukan tendangan pojok. Sepanjang musim ini kita sudah seringkali melihat Liverpool kecolongan melalui skema bola-bola mati.

Sebaliknya Liverpool nyaris tak mampu mencuri gol dari skema ini, seperti yang musim lalu suka diperlihatkan Van Dijk dengan gol-gol sundulannya.

Lini Tengah Kurang Kreatif dan Kurang Berani

Sempat lini tengah Liverpool diwanti-wanti akan solid, seiring kedatangan Thiago Alcantara dari Bayern Munchen. Apa pencapaiannya sejauh ini? Tak sekalipun berhasil membuat gol, jangankan itu, menciptakan assist pun seolah mustahil dilakukan oleh Thiago. 

Kita mungkin bisa memuji bagaimana ciamiknya passing-passing yang diperlihatkan Thiago di atas lapangan, yang stylish. Namun di satu sisi kita akan geleng-geleng kepala oleh caranya merebut bola dari kaki pemain lawan. Lebih sering kotor. Makanya pelanggaran begitu banyak dilakukan oleh Thiago, menghasilkan tendangan bebas. 

Ini bumerang, tim manapun akan sadar, melawan tim seperti Liverpool itu tidak seharusnya banyak membuang-buang peluang, jika ada kesempatan, harus betul-betul dimanfaatkan, misalnya dari set piece. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun