virus Corona dianggap sebagai penyakit yang sangat menular dan berbahaya namun tidak mematikan, apabila dibandingkan dengan penyakit lain yang sudah ada. Bahkan dari menteri kesehatan Indonesia, Terawan Agus Putranto sendiri melalui solo.tribunnews.com (9/3/2020) bahwa virus yang paling mengancam jiwa manusia saat ini (lebih tepatnya di tanggal tersebut) adalah DBD.
Selama iniDirektur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa DBD berpotensi menjadi wabah dan termasuk kejadian luar biasa (KLB) karena kecepatan penularannya.
Di saat itu bahkan muncul ilustrasi seperti berikut ini:
Di saat itu disebutkan bahwa dari total kasus 17.820, yang meninggal adalah 104 orang, 0,58%
Namun di perkembangan virus Corona sekarang ini, terbukti bahwa keyakinan pemerintah tersebut salah besar. Sekarang saja 22.750 penderita virus Corona dan jumlah meninggal dunia adalah 1.391 orang, 6,1%.
ArtinyaÂ
Bahkan dibanding penyakin diabetes pun virus Corona masih lebih mematikan. Berdasar dari data WHO, jumlah kematian karena diabetes di tahun 2016 di Indonesia adalah 99.400 orang. Jumlah penderita diperkirakan 7% dari populasi saat itu, kira - kira 18 juta orang. Ini artinya resiko kematiannya adalah 0,55%, hampir sama dengan resiko kematian DBD.
Memang jumlah korban jiwa karena penyakit diabetes jauh lebih banyak dari korban jiwa karena virus Corona saat ini. Namun jangan dilupakan bahwa diabetes meningkatkan resiko kematian virus Corona. Dan virus Corona terbukti sangat ganas sehingga dalam hanya dalam beberapa bulan saja korban bisa mencapai puluhan ribu.