Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Merawat Cerita Rakyat dalam "Temuku Titen"

10 Mei 2020   21:47 Diperbarui: 10 Mei 2020   21:49 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu karya (buku) telah lahir. Adalah Emanuel Ola Sanga, putra Adonara yang menjabat kepala SDI Klobong yang membidaninya. Temutu Titen. Itulah judul karya tersebut.

Temutu Titen berisi cerita rakyat (Lamaholot) yang dikisahkan secara turun temurun. Juga legenda yang dituturkan dari generasi ke genarasi. Pun dongeng yang dinarasikan orangtua kepada anak-cucunya.

Kisah yang diceritakan orangtuanya saat Eman kecil dibukukan kembali. Keinginan membukukan cerita tersebut berangkat dari alasan berikut. Pertama, sebagai guru dan kepala sekolah, dalam gerakan literasi di sekolah, pak Eman menemukan keinginan yang dalam diri anak-anak untuk membaca buku-buku cerita. Sayangnya, buku-buku cerita yang tersedia di sekolah hanyalah cerita dari daerah lain.

Tidak ada cerita dari Lamaholot. Kedua, di rumah, anak-anaknya sering memintanya untuk menceritakan dongeng atau kisah-kisah lain, walau cerita tersebut sudah diceritakan berulang-ulang. Dua alasan inilah yang mendorong pak Eman melahirkan Temutu Titen.

Buku ini telah diluncurkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Flores Timur pada Sabtu (23/11/2018), bertempat di aula SMKN 1 Wulanggitang, Boru,. Pada moment ini, Temuku Titen langsung dibedah oleh tiga orang pembedah.
Pembedah pertama, Pater Kristo Suhardi, SVD mengupas buku ini dengan pisau "Cerita yang Membaca Pembaca." Menurutnya ksaih atau cerita masa lalu, seperti dalam Temutu Titen, membawa pembaca yang hidup di masa kini untuk menatap masa depan dengan berpijak pada kabajikan di masa lalu.

Eman Ola Penulis Temutu Titen. Dok.pribadi
Eman Ola Penulis Temutu Titen. Dok.pribadi

Pembedah kedua, Hengky Ola Sura dalam analisis tentang Tugas Pendidik Masa Kini menyoroti peran guru dalam pendidikan. Tugas guru, tegas pemimpin percetakan Carol ini, harus mampu membangkitkan imajinasi dalam diri anak. Imajinasi itu ditumbuhkan lewat sodaoran bacaan yang dilahap anak-anak. Dan upaya pak Eman menghadirkan bacan dalam Temutu Titen adalah dalam upaya menjadikan anak memiliki visi hidup.

Pembedah ketiga, Pion Ratu Loli, tampil dengan pisau bedah "Menemukan Koda dalam Temutu Titen" mengupas nilai-nilai sacral yang diwariskan melalui cerita dalam Temutu Titen. Menurut Muhammad Soleh Kadir, Koda yang digali dalam Temutu Titen adalah nilai religiusitas. Dimana masyarakat Lamaholot adalah komunitas yang sangat mempercaryai adanya wujud tertinggi yaitu Ama Lera Wulan, Ina Tanah Ekan. Nilai berikut adalah gender yang menggambarkan penghargaan kepada perempuan. Masyarakat Lamaholot sangat menjunjung tinggi perempuan.

Temutu Titen adalah sebuah karya yang luar biasa. Karena mengangkat cerita rakyat atau dongeng yang kaya akan nilai tetapi kini sudah "dilupakan." Dengan pembukuan seperti ini, cerita atau dongeng yang oleh orangtua hanya diwariskan secara lisan, kini bisa dinikmati dalam bentuk tulisan.

Karena itu buku ini sangat direkomendasikan untuk HARUS dimiliki oleh sekolah-sekolah yang ada di Flores Timur. Bagi yang ingin memiliki buku ini bisa menghubungi langsung penulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun