Madiun merupakan daerah yang dikenal sebagai kampung pendekar karena kentalnya suasana padepokan pencak silat warganya yang mayoritas menggeluti bidang tersebut.Â
Setidaknya terdapat 14 padepokan pusat maupun cabang yang tergabung dalam satu ikatan kampung pesilat Madiun.Â
Anak-anak, remaja, hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan mayoritas mengikuti salah satu organisasi perguruan pencak silat di Madiun. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif maupun negatif bagi pribadi maupun masyarakat.
Nilai-nilai yang diajarkan dalam pencak silat merupakan nilai-nilai yang telah diwariskan turun-temurun dari nenek moyang kita. Pencak silat mengajarkan tentang keselarasan hidup kepada Sang Hyang Taya dan alam semesta. Selain itu, pencak silat juga memiliki nilai filosofis dalam setiap gerakan-gerakannya.Â
Dalam hal ini tentu berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang ditanamkan berdasarkan budaya asli Bangsa Indonesia. Rasa solidaritas dan persaudaraan antar pesilat yang tinggi, menjadikan tingkat kekeluargaan dan silaturahmi semakin erat.Â
Apabila terdapat salah satu anggota pesilat yang mengalami kesulitan atau kesusahan, tak segan anggota-anggota lain turut bergotong-royong membantu "saudara" mereka. Selain itu, melalui pencak silat, banyak dari pemuda-pemudi Madiun yang menorehkan segudang prestasi baik dari tingkat regional maupun nasional.Â
Pencak silat juga merupakan salah satu sarana olahraga yang diminati sebagian besar anak-anak dan remaja di Madiun. Eksistensi pencak silat semakin dikenal masyarakat luas sejak dikukuhkannya sebutan "Madiun Kampung Pesilat" sebagai ikon khas Madiun selain pecel dan brem.
Pencak silat sudah seperti bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Madiun. Setiap Bulan Muharram selalu diadakan acara rutin nyekar para sesepuh maupun pendiri perguruan silat. Tidak menutup kemungkinan dalam setiap kegiatan tersebut selalu diadakan konvoi motor  mengelilingi Madiun.Â
Dalam perjalanannya, tidak jarang ditemukan pengendara yang ugal-ugalan dengan menyalakan klakson motor berulang kali, memodifikasi knalpot motor agar terdengar garang, dan sering pula terjadi kejadian yang tidak diinginkan.Â
Tragedi lempar batu, berkelahi di tempat umum, merusak rumah warga, dan mencaci-maki antar sesama sudah menjadi hal yang lumrah bagi pendekar di Madiun.
Pengajaran pencak silat yang kaya akan spiritualisme dan budaya yang adiluhung kini semakin dipertanyakan implementasinya. Selain pelatihan fisik, dalam pencak silat diajarkan banyak hal mengenai spiritualisme, rohani, kebudayaan, seni, moral, maupun tata karma.Â