Mohon tunggu...
Kristy AngelineHarianja
Kristy AngelineHarianja Mohon Tunggu... Guru - Guru Yayasan Pangudi Luhur

Saya adalah Guru PAUD di KB-TK Pangudi Luhur Santo Valentinus, memiliki hobi membaca dan mendengarkan musik. I'm happy woman, happy mother, and happy teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaitan Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi KHD dan Profil Pelajar Pancasila dengan Paradigma Inkuiri Apresiatif

5 Desember 2022   21:37 Diperbarui: 5 Desember 2022   21:41 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan proses menuntun segala kekuatan kodrat murid agar memeroleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Proses menuntun yang menjadi peran guru seyogyanya tetap memerhatikan konteks alam dan konteks zaman yang ada di sekitar murid. Hal ini sangat penting agar guru dapat mendampingi proses tebalnya kekuatan kodrat murid yang telah dibawa sejak lahir. Mengenal karakteristik setiap murid juga merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan guru agar arah dan tujuan Profil Pelajar Pancasila dapat tercapai. 

Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni: 1) Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; 2) Dimensi Berkebhinekaan Global; 3) Dimensi Bergotong Royong; 4) Dimensi Mandiri; 5) Dimensi Bernalar Kritis; dan 6) Dimensi Kreatif. Enam dimensi ini perlu terus ditumbuhkan guru di dalam diri peserta didik dalam proses menuntun agar terwujudlah peserta didik yang sepanjang hayatnya menghidupi nilai-nilai Pancasila. Maka dari itu, Guru perlu terus memaknai semangat pendidikan KHD melalui semboyan Ing Ngarsa Sungtuladha, Ing Madyo Mangunkarso, dan Tut Wuri Handayani. Semboyan Tut Wuri Handayani yang dipakai sebagai logo pendidikan di Indonesia mengandung makna yang sangat dalam, di mana guru janganlah menarik murid dari depan, melainkan mendorong murid untuk dapat memilih jalannya sendiri secara mandiri dengan tetap mengarahkan murid agar dapat mencapai tujuan masa depannya.

Banyak cara yang dapat dilakukan guru maupun pihak sekolah dalam proses menuntun kodrat murid. Memimpikan murid yang memiliki masa depan yang diharapkan dapat menjadi rumusan visi yang dapat dirumuskan dan dilaksanakan secara holistik oleh seluruh komponen sekolah. Memiliki visi murid impian merupakan salah satu cara agar target mendapatkan murid impian dapat tercapai. Rumusan visi murid impian tentu dapat disusun dengan sebaik-baiknya oleh sekolah. Rumusan visi murid impian pastilah mengandung tujuan yang baik yang akan terwujud dalam diri murid jika guru maupun sekolah dapat benar-benar menyadari apa yang menjadi kekuatan murid yang dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar semakin mempertebal kodrat positif yang ada dalam diri setiap murid.

Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan manajemen perubahan yang mengusung kolaborasi dan aset sebagai sebuah kekuatan yang dapat dikembangkan.

Inkuiri Apresiatif dalam keseharian saya sebagai pendidik saya bayangkan sebagai sebuah pendekatan yang luar biasa. Ada beberapa hal yang menjadikannya luar biasa bagi saya, yaitu:

1. IA menggali hal-hal baik atau positif dari sebuah sekolah.

2. IA menggali kekuatan dari sebuah sekolah untuk dikuatkan atau dikembangkan

3. IA menjadikan guru bukan memikirkan defisit melainkan manjadikan sesuatu sebagai aset yang bermanfaat.

4. Dalam menyusun BAGJA menggunakan pendekatan IA, mengusung terciptanya kolaborasi dan ko kreasi dari setiap elemen sekolah.

Saya membayangkan penerapan Inkuiri Apresiatif dalam merumuskan visi murid impian akan menguatkan keberpihakan pada murid.

Penerapan paradigma Inkuiri Apresiatif yang tertuang dalam rumusan visi murid impian dapat dipakai untuk menggali nilai inti atau core values positif dari apa yang dimilki oleh sekolah untuk dikolaborasikan dan dikokreasikan agar bernilai tinggi dan menjadi kekuatan bagi sekolah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun