Mohon tunggu...
Kristo Ukat
Kristo Ukat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Menulis, Membaca, Fotografi, Bertualang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

76 Mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua Menyelesaikan Magang Wirausaha

6 Maret 2022   11:43 Diperbarui: 6 Maret 2022   11:45 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Erfan, sedang mendengarkan cerita dari pemilik usaha. Dokpri

KEFAMENANU. Setelah melakukan kegiatan magang II yakni Magang Wirausaha yang berlangsung sebulan (mulai dari tanggal 2ebanyak 76 mahasiswa mulai ditarik kembali dari berbagai tempat magang. Para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) melakukan penarikan bagi mahasiswa-mahasiswi semester VI yang berjumlah 76 orang, dengan mengunjungi tempat/lokasi mahasiswa masing-masing, pada hari Sabtu (5/3/2022).

Para mahasiswa yang telah melaksanakan magang, dianggap s Februari 2022-5 Maret 2022), sudah memiliki pengalaman belajar dan bisa berkreasi di berbagai bidang usaha yang ia tekuni, selama kurang lebih sebulan. Kedatangan para dosen maupun pegawai ke tempat magang, mendapat respons tersendiri dari pemilik tempat usaha. Para dosen dan pegawai mendengarkan berbagai cerita dari pemilik usaha mengenai cara kerja mahasiswa dan perkembangan keterampilan mahasiswa selama bekerja sebulan ini. 

Dokpri
Dokpri
Setelah mendengar banyak laporan, para dosen dan pegawai memberikan format penilaian perorangan yang harus diisi oleh pemilik usaha. Format penilaian ini dilakukan dengan mengambil data riil kerja mahasiswa sesuai fakta di lapangan melalui pengamat yang dilakukan selama mahasiswa melaksanakan magang. 

Magang wirausaha ini merupakan kegiatan pembelajaran di lapangan untuk menambah wawasan, ilmu dan keterampilan mahasiswa. Magang ini telah memberikan banyak pengalaman positif yang diperoleh mahasiswa. Hal itu dapat dilihat dari pengakuan pribadi para mahasiswa semester VI.

Dokpri
Dokpri
Salah satunya adalah Onri Siki yang memilih magang di mebel kayu mengatakan bahwa, "pengalaman yang saya alami ialah saya mampu mengetahui berbagai hal dalam dunia usaha terkhususnya MEUBEL. Di dalam dunia usaha ini, saya mampu melewati berbagai macam dinamika kerja sampai saya mampu membuat karya sendiri yakni membuat meja belajar, minimal hal ini mendorong saya untuk terus menggeluti bidang ini karena sangat membantu saya ke depannya".

Adapun perubahan yang terjadi pada mahasiswa setelah melakukan magang II ini. "Perubahan yang saya alami ialah saya mampu mengetahui berbagai peralatan dan kebutuhan, sekaligus mampu mengoperasikan mesin dari pekerjaan meubel sampai bisa menciptakan suatu karya sederhana yakni meja dan kursi belajar" lanjut Onri Siki yang juga menjabat sebagai ketua BPM. Hal ini terlihat jelas bahwa manfaat magang II ini sangat berpengaruh terhadap mahasiswa, karena mampu menambah wawasan dan pengetahuan yang luas dalam dunia usaha dan juga mampu menambah keterampilan dalam dunia kerja nyata.

Dokpri
Dokpri
Hal serupa juga diungkapkan oleh Geni Tefa yang juga adalah salah seorang mahasiswa semester VI yang telah menyelesaikan magang II di Salon Ririn. Ia mengungkapkan bahwa "menurut pendapat saya, saya sendiri sebagai mahasiswa sudah merasakan manfaat dari magang khususnya magang wirausaha ini. Hal baik yang dilakukan oleh pihak kampus kepada mahasiswa ini, bahwa magang ini menjadi salah satu matakuliah wajib, sehingga kemampuan mahasiswa yang masih terpendam, melalui magang ini mahasiswa menemukan suasana baru dan orang baru, mahasiswa mampu berkreasi dengan baik sesuai dengan talenta dan kemampuan yang ada pada dirinya, tanpa merasa malu dan takut. 

Ungkapnya lagi, "manfaat yang saya dapat setelah magang ini salah satunya adalah mengasah skill atau kemampuan. Kemampuan yang kita punya terkadang tidak mampu untuk dikembangkan. Dengan adannya magang ini, mahasiswa dapat berkreasi sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya".

Melalui magang wirausaha ini, selain mahasiswa mendapatkan pengetahuan dari tempat magang, mahasiswa juga dengan sendirinya memiliki kemampuan dalam mengelola uang. Uang yang dipakai harus sesuai dengan kebutuhan karena mahasiswa harus membayar transportasi setiap harinya untuk pergi ke tempat magang dan mengatur makan minum setiap harinya. Hal ini juga sangat berkaitan erat dengan matakuliah magang ini dan juga matakuliah Kursus Ekonomi Pastoral yang telah dipelajari pada semester V. 

"Harapan saya, magang ini perlu dilestarikan oleh lembaga dan selalu mendukung mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan di luar kampus seperti magang serta menjalin kerja sama yang baik dari pihak-pihak yang terlibat, khususnya pihak yang dipercaya dalam usaha bimbingan mahasiswa-mahasiswi untuk mengetahui hal-hal baru," ungkap Geni Tefa. (AMM)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun