Indonesia merupakan negara demokrasi ke-3 di dunia setelah Amerika Serikat dan India menurut Christian Wulff, Presiden Federal Jerman pada kunjungannya ke Auditorium Terapung Perpustakaan Universitas Indonesia (1/12/2011).
Indonesia juga merupakan negara Islam terbesar di dunia, dengan pemeluk agama Islam mencapai 209,12 juta jiwa atau 87% dari total keseluruhan rakyat Indonesia yang berjumlah 229,62 juta jiwa (sumber: Global Religious Future). Indonesia juga merupakan negara paling religius ke-3 setelah Ethiopia dan Senegal (sumber: Pew Research Center).
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo mengakui kasus intoleransi di Indonesia terus meningkat. Kasus paling umum adalah pelarangan pendirian rumah ibadah yang sangat sulit dan penghilangan hak-hak minoritas.Â
Namun hal tersebut adalah hal umum yang sering terdengar di jagat dunia berita tanah air. Tentunya hal ini menjadi sorotan utama, karena dalam undang-undang diatur mengenai hak-hak setiap pemeluk agama, untuk beribadah dan mendirikan rumah ibadahnya masing-masing, termasuk minoritas yang diakui oleh undang-undang Republik Indonesia.
Namun, fakta intoleransi lain yang sebenarnya mudah ditemui ada pada media sosial. Coba perhatikan dalam sebuah konten/siaran suatu agama/kepercayaan, kemudian periksa komentarnya, ironis. Hujatan dan pelecehan terhadap satu agama begitu marak, bahkan secara terang-terangan warganet menawarkan untuk memeluk agama/kepercayaannya.
Salah satunya dalam sebuah tayangan langsung seorang biksu yang menyiarkan kehidupan seorang biksu, tayangan tersebut bernama akun "Monk_Life", pada media sosial Tiktok.
Dalam tayangan tersebut, ternyata biksu tersebut bukanlah orang Indonesia, namun biksu yang berasal dari Amerika Serikat. Betapa memalukan warganet dengan kekuatan jempolnya mengejek biksu tersebut, baik fisik maupun hal yang dilakukannya.
Ada yang mengejek biksu tersebut dengan sebutan Thom Sam Cong (biksu dalam serial Kera Sakti). Ada yang menuliskan mirip tokoh anime One Punch Man.
Bahkan warganet ada yang seolah mengajak biksu tersebut untuk solat, mengucapkan 'assalamualaikum' entah maksudnya mengejek atau sekadar salam sesuai ajaran agamanya.