Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bentrok Mesias dan Para Tokoh Agama Yahudi

13 April 2021   16:36 Diperbarui: 13 April 2021   16:42 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus mengecam Orang-Orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat. Foto: komkepkam.co.id.

Injil Markus menyajikan beberapa konflik yang terjadi antara Yesus dengan lawan-lawan-Nya. Lawan yang dimaksudkan di sini ialah Para Ahli Taurat, orang Farisi, Imam-Imam Kepala, Orang Saduki, dan Tua-Tua di Yerusalem. Konflik yang berkepanjangan, umumnya berujung pada kesepakatan untuk membunuh Yesus.

Secara umum penginjil Markus menuliskan 11 konflik yang terjadi antara Yesus dengan para lawan-Nya.  Konflik itu antara lain, Yesus dan Ahli Taurat (Markus 2:1-11, 3:22-30), Yesus dan Orang Farisi (Markus 2:16-17, 18-22, 23-28, 8:11-13, 10:1-10),  Yesus dan Orang Farisi dan ahli Taurat (Markus 7:1-23), Yesus dan Imam-Imam Kepala dan Ahli Taurat (Markus 11:15-19, 11:27-12:12), Yesus dan orang Farisi dan orang Herodian (Markus 12:13-17), Yesus dan Orang Saduki (Markus 12:18-27), dan Yesus dengan Mahkama Agama (Markus 14:53-56).

Pada awalnya konflik-konflik tersebut terjadi karena perbedaan penafsiran terhadap isi Kitab Taurat. Para pemimpin Yahudi menafsirkan dan menjalankan Taurat sesuai kepentingan pribadi mereka. Maka, Yesus yang berkarya menentang ajaran tersebut dan memicu konflik yang berkepanjangan. Sikap Yesus yang terang-terangan serta berani menegur para penafsir Taurat menimbulkan ketidaksukaan dari para pemimpin Yahudi.  Oleh karena itu, pada konflik-konflik selanjutnya, para pemimpin Yahudi berusaha mencari-cari kesalahan Yesus agar mereka memiliki alasan untuk membunuh-Nya.

Secara umum, konflik-konflik tersebut terjadi di dua tempat, yakni di Galilea dan di Yerusalem. Konflik yang terjadi di Galilea lebih banyak berhadapan dengan orang Farisi dan Ahli Taurat. Pokok permasalahan yang muncul adalah soal penafsiran mereka terhadap Kitab Taurat. Sementara itu, konflik yang terjadi di Yerusalem antara Yesus dan para pemimpin Yahudi, yakni Imam-Imam Kepala, Ahli Taurat, orang Farisi dan orang Herodian.  Konflik-konflik ini terjadi lebih karena ketidaksukaan mereka terhadap sikap Yesus sejak berkarya di Galilea hingga di Bait Allah di Yerusalem.

Hal itu ditambah lagi dengan tindakan Yesus yang mengusir secara paksa para pedagang dari Bait Allah. Ketika mereka mempertanyakan kuasa Yesus, jawaban yang diberikan Yesus justru menjatuhkan mereka, bahkan Yesus menegur mereka dengan perumpamaan (Markus 12:1-12). Tindakan Yesus, dalam hal ini menimbulkan kemarahan di antara Imam-Imam Kepala dan Para Ahli Taurat. Mereka berusaha menjebak Yesus dengan pertanyaan yang sulit, tetapi Yesus selalu lolos dari pertanyaan tersebut. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah tentang membayar pajak kepada kaisar (Markus 12:13-17).

Setelah berbagai usaha mereka gagal, akhirnya dengan menggunakan tipu muslihat, mereka membayar seorang murid Yesus agar bisa menangkap Yesus (Markus 14:10-11). Yesus yang sudah ditangkap dan dihadapkan di pengadilan masih belum bisa dihukum karena tidak ada kesalahan yang ditemukan pada-Nya. Akhirnya, Yesus mengakui di hadapan mereka soal identitas-Nya yang sebenarnya bahwa Ia adalah Mesias. Tentu saja, hal ini menimbulkan kemarahan di antara Imam-Imam Kepala dan Ahli-ahli Taurat. Mereka menghasut orang banyak untuk menyalibkan Yesus (Markus 15:11-13).

Tahapan konflik yang terjadi antara Yesus dengan para lawan-Nya mau menegaskan bahwa peristiwa penyaliban Yesus tidak terjadi secara tiba-tiba karena Yesus melakukan satu kesalahan saja. Peristiwa penyaliban pada dasarnya merupakan puncak dan akibat dari konflik antara Yesus dengan para lawan-Nya sejak Yesus tampil dan berkarya di Galilea hingga Ia tiba dan berkarya di Bait Allah di Yerusalem. Sikap dan tindakan Yesus menimbulkan penolakan dalam diri para pemimpin Yahudi, sehingga mereka bersepakat untuk membunuh Yesus. Rencana itu akhirnya terlaksana dan berakhir dengan kisah sengsara dan wafat Yesus di kayu salib.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun