Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Nonton Film: Normalisasi Stamina di Tengah Pandemi

5 Desember 2020   06:58 Diperbarui: 5 Desember 2020   07:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nonton film saat pandemi. Sumber gambar: technobusiness.id.

Jarak antara emosi dan tindakan dikonstruksi oleh kekuatan cerita dan adegan dalam lensa. Cerita-cerita itu diulas dan dikemas secantik mungkin hingga semua penonton menjadi melang-langbuana terbawa perasaan (baper).

"It is a huge wake call about the effects of global warming!" Semua mata tak berkedip. Hipnotis tayangan BigMovie malam ini menggerayang kelima indera para film maniak. Dengan tatapan tajam dan penuh tanda tanya, suasan menjadi senyap. Dilarang berkomentar, dilarang tertawa. Anjuran ini seakan-akan datang dari sutradara film yang tengah ditonton, Roland Emmerich. Kekuatan soundtrack yang memback up setiap adegan yang terjadi, karakter tokoh Profesor Jake Hall (Dennis Quaid) dan Sam (Jake Gyllenhaal) serta alur interaksi setiap tokoh dalam film sejenak memberhentikan ingatan yang tadinya penuh-sesak dengan berbagai informasi dan agenda kerja. 

Kelelahan fisik kini pelan-pelan dimassage oleh setiap adegan dalam lensa. Hampir tidak ada lagi spasi antara yang real dan yang tengah disimulasikan dalam film. "Semacam hiperrealitas," kata Jean Baudrillard. Akan tetapi, hiperrealitas ini adalah sebuah alarm yang sedang diprediksi dan patut disadari. Meski dikonstruksi atau disimulasi sedemikian rupa, replika realitas ini menjadi opium sekaligus laboratorium eksperimen bagi orang yang rakus berefleksi dan berimajinasi.

Pesan Di Balik Lensa

"The Day After Tommorow" adalah salah satu film yang direplika dari cerita buku terlaris di tahun 1994, karya Alan Folsom. Cerita ini kemudian diangkat oleh kreator disester terbaik, Roland Emmerich. Lewat keahliannya memadukan segala aspek logis dan non-logis serta kecanggihan efek komputer yang kebanyakkan merupakan break-through dari film ini, Emmerich berhasil meraup US$ 800 juta untuk orbit filmnya di seluruh dunia.

 Dalam film ini, Emmerich berusaha menggambarkan kekacauan dan bencana alam akibat lapisan ozon yang menipis. Selain itu, isu pemanasan global yang telah mencapai taraf menyundul langit juga dipakai sebagai latar awal film ini. 

Tornado, badai, gempa bumi, gelombang angin dan juga banjir melanda dunia dalam rentang waktu kurang lebih sama. Hal ini menuntun penonton pada kisah purba mengenai Bahtera Nuh. 

Kisah Air Bah ini seperti didekatkan ke kelopak mata dan menyentuh rasa. Sisi terdalam kemanusiaan penonton mampu diobrak-abrik oleh kejeniusan sang replika realitas. Realitas yang dibalut dengan keberingasan alam disodorkan sebagai kerangka refleksi the day after tommorow. Menurut para ilmuwan -- dalam "The Day After Tommorow" -- penyebab dari segala malapetaka atau the doom's day ini adalah manusia. 

Manusia menjadi epicentrum goncangan alam, kedatangan the day after tommorow replika Emmerich, serta litani disester lain yang siap melahap manusia itu sendiri. Pelenyepan bumi secara perlahan-lahan akhirnya mendatangkan kata terakhir ini, "Mankind survived the last ice age. We're certainly capable of surviving this one. The only question is, will we be able to learn from our mistakes?" Refleksi selalu ditempatkan pada penghujung hiburan kelima indera ini. Realitas yang disajikan dalam lensa mampu memulangkan ingatan kita pada kisah purba yang direkam oleh teks-teks purba, seperti Kitab Suci atau sekedar mendongkrak ide-ide kritis kita mengenai problem-problem sosial ter-up date. 

Film "The Day After Tommorow" memang pertama kali dirilis pada September 2004. Akan tetapi, kuasa imajinasi film ini mengurung niat untuk pensiun waktu mengingat tema dan orientasi konten film ini selalu berdampak futuris. Refren yang terus didengungkan adalah "Pelajaran apa yang selalu dipetik di balik kisah lensa ini -- katakanlah dalam film The Day After Tommorow? -- "Where will you be?"

Realitas Replika-an: Filosofis dan Entertaining

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun