Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2015

8 November 2020   08:03 Diperbarui: 8 November 2020   08:09 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya pernah singgah di waktu layar 2015. Saya mencatat harapan dan menenun. Ketika diutak-atik kembali, saya menemukan satu proyek tahun itu: menenun perubahan. Bagi saya, 2015 adalah tahun penuh bencana. Saya justru bersyukur bahwa kala itu, saya bisa mengawal diri, agar tak larut dalam promosi peristiwa tak baik. Untuk itu, saya menulis dan membagikan.

Sepintas tahun penuh ketidakpastian dan kecanggungan berakhir. Jika dibidik melalui kacamata atmosfer sosial, tahun 2015 adalah tahun penuh keramat, bencana, dan pilu degradasi moral manusia. Tahun 2015 dibuka dengan prolog jatuhnya pesawat AirAsia dan berakhir dengan lengsernya pemimpian biduan Senayan -- Setya Novanto -- memberi kesan gado-gado mengenai muatan tahun itu sendiri.

Tahun 2015 adalah tahun dimana banyak problem membuncah dari perut bumi; mulai dari tragedi alam, bencana sosial, terorisme, extrimisme, radikalisme, hingga masalah etik dan moral yang semakin menyundul langit dan memperlebar leher botol kesombongan manusia.

Di tahun 2015, saya pribadi memiliki beberapa harapan yang pernah dishare-kan kepada saudara-saudara sekomunitas tempat saya tumbuh dan berkembang. Tahun 2015 adalah tahun penuh harapan bagi banyak pihak terutama dalam mengelola bisnis kehidupan masing-masing. Bagi saya, tahun 2015, adalah tahun dimana "positif thinking" lebih dimanage kembali.

Berpikir positif adalah hal saya dambakan selama tahun 2015. Kesan pribadi saya, ketika berdialog secara personal dengan diri saya sendiri dalam rubrik meditatif dimana projek pengevaluasian diri dalam memberi kesan adalah soal cara berpikir. Selama tahun-tahun sebelumnya hingga malam pergantian tahun dari 2014 -- 2015, musim pancaroba "negative thinking" selalui terusik dalam tempurung benak. Saya pribadi merasa risih dengan hal ini, sekaligus sulit diberi "border."

Dalam kehidupan berkomunitas, cara berpikir seperti ini tidak pernah dibenarkan. Kelahiran cara berpikir demikian, hanya akan mengundang bencana dan malapetaka dalam hidup komunal. Hidup harian komunitas hanya akan di-cover oleh kecurigaan dan geliat kotor saya atas para penghuni komunitas lainnya. Saya baru sadar, bahwa sistem kecurigaan akan anggota komunitas justru bakal mengendurkan tali persaudaraan (fraternity) dalam komunitas.

Bidikan akan kehidupan yang lebih ramah, kondusif, dan damai akan menjadi sesuatu yang menghiasi halaman per halaman kehidupan setiap harinya. Akan tetapi, akankah potret harapan untuk lebih berpikir positif di tahun 2015 sudah diterapkan dan diumumkan di ranah "red carpet ajang Positive Thinking Awards?" Sebuah pertanyaan diam.

Tahun 2015 hampir usai. Pelayaran sang waktu kala itu,  hampir berlabuh dan hendak meneruskan pelayaran berikutnya. Pelayaran berikut, yakni rute 2016, hampir dimulai. Semua hal yang akan diikutsertakan dalam pelayaran berikutnya harus dibopong dan dikover. Penumpang transiif dalam pelayaran waktu, perlu turun untuk mengecek berbagai harapan yang dibawa serta dari pelayaran 2015.

Bagi saya, harapan di tahun pelayaran 2015 belum mencapai Indeks Prestasi (IP) yang diharapkan. Oleh karena itu, saya harus betul-betul berbenah dan bergegas mengecek barang bawaan (baca: harapan dan niat) menuju pelayaran berikutnya. Untuk pelayaran selanjutnya, saya hendak membawa hal-hal yang memang benar-benar dibutuhkan, yakni semangat, getol membaca -- apa saja -- dan lebih rendah hati.

Tiga hal ini (semangat, getol membaca, dan rendah hati) akan menjadi bagasi dalam proses pelayaran berikutnya, di tahun baru 2016. Semoga pelayaran berikutnya lebih baik dari pelayaran yang akan dikick off beberapa jam lagi. Sayaonara. Goodbye 2015 and welcome the new navigation, the year 2016! Selamat berlayar!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun