Indonesia yang terdiri dari ragam suku bangsa ini menyimpan banyak kekayaan budaya yang sangat berharga. Tidak hanya soal bahasa, pakaian, rumah adat, lagu, alat music, dan lain-lain, tetapi juga terkait makanan yang menjadi ciri khas suku tersebut.
Berbagai daerah di Indonesia masih sangat menjaga dan menghormati kepercayaan leluhur yang sarat dengan budaya. Kepercayaan ini tidak hanya terlihat dalam budaya dan upacara adat, tapi juga dalam tradisi makanan yang terus dipegang dengan kuat.
Mitos seputar makanan pun masih banyak dipercaya hingga kini. Tidak jarang, makanan khas yang menjadi ciri tradisi suku tertentu berkaitan erat dengan praktik tradisi yang dilakukan secara turun temurun.
Baca juga:Â Dilema Keseimbangan Hidup: Persyaratan Kerja Maksimum, Upah Kerja Minimum
Ikan Mas dan Legenda Jelmaan Puteri Makhluk Gaib
Di Sumatera Utara, tepatnya di daerah Tapanuli, ada mitos unik seputar makanan yang sudah dipercaya turun-temurun oleh Suku Batak. Keluarga saya juga meneruskan keyakinan ini dan menerapkannya sampai sekarang dalam konteks rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Mitos unik bagi Suku Batak di Tapanuli, Sumatera Utara, terkait dengan makanan adalah tradisi memakan ikan mas. Tradisi ini memiliki akar budaya dan kepercayaan yang kuat, terutama di sekitar Danau Toba. Beberapa mitos unik yang telah turun-temurun diwariskan kepada generasi selanjutnya adalah mengenai asal usul orang Batak.
Legenda rakyat di Tanah Batak, mengisahkan tentang ikan mas yang berada di Danau Toba. Ikan mas dipercaya sebagai jelmaan dari makhluk gaib. Legenda ini menceritakan tentang seorang pemuda yang bernama Toba yang menangkap seekor ikan mas yang berukuran besar. Ikan mas tersebut ternyata merupakan jelmaan seorang puteri kahyangan.
Kisah ini kemudian menjadi dasar mitos bahwa ikan mas tertentu, terutama yang berukuran besar atau memiliki tanda khusus, tidak boleh dimakan. Larangan ini dianggap sebagai ungkapan sakral yang akan membawa kutukan jika dilanggar.