Mohon tunggu...
krisman sembiring
krisman sembiring Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWA

Mahasiswa jurusan agroteknologi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kelapa Sawit, Merusak atau Menjamin?

23 September 2019   23:00 Diperbarui: 24 September 2019   08:07 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber sains.kompas.com

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia, khususnya di daerah Kalimantan Barat. Sebagian besar masyarakat di Kalimantan Barat bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit. Dan bagi mereka, kelapa sawit adalah sumber kehidupan mereka. Karena hanya dari hasil penjualan buah kelapa sawit inilah mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa dikatakan kebun kelapa sawit sudah menjadi harta yang berharga bagi petani kelapa sawit. 

Dari hasil kebun kelapa sawit itu juga anak mereka dapat menikmati sekolah. Hasilnya dapat digunakan untuk membeli buku, alat tulis, seragam, dan hal lainnya yang menunjang persekolahan. Kebutuhan rumah tangga seperti alat mandi, makan dan lainnya dananya juga berasal dari buah kelapa sawit. Dapat dikatakan mereka sangat bergantung pada kelapa sawit.

Belum lagi jika anaknya sudah duduk di bangku perkuliahan, Pengeluaran petani pun bertambah pesat. Apalagi jika anaknya berkuliah di luar kota atau luar pulau. Tempat tinggal, makan, dan keperluan pribadi ataupun perkuliahannya akan memakan banyak dana. Dan lagi-lagi dananya bersumber dari sebidang lahan kelapa sawit.

Namun ada hal yang harus diakui bahwa, tanaman sawit memiliki banyak dampak buruk bagi lingkungan. Bahkan dampak buruknya berujung pada kerugian kepada manusia sendiri. Tanaman kelapa sawit merupakan jenis tumbuhan berakar tunggang, dan akarnya menjalar jauh vertikal ke arah pusat bumi. Akar kelapa sawit juga melebar dan cukup besar. Sebuah penelitian tentang perusakan tanah karena perkebunan kelapa sawit mendapatkan bahwa, satu batang kelapa sawit dapat menyerap 12 liter unsur hara dan air dalam tanah per hari. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada unsur hara dalam tanah.

Hal lainnya yang membuat perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan adalah pembukaan lahan dengan cara pembakaran. Tanah di Kalimantan Barat dipenuhi dengan tanah gambut yang sangat mudah terbakar. Dan jika pembakaran terjadi, maka percikan api akan membakar juga tanah gambut yang menyebar di seluruh tanah di Kalimantan Barat. Kemudian terjadilah kebakaran hutan dan timbullah kasus kabut asap. Yang dimana kabut asap dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia dan hewan. 

Pada saat musim kemarau, tanah yang sudah tidak memiliki unsur hara dan persediaan air lagi akan mengering. Dan dapat mengakibatkan longsor pada lahan yang curam hingga merusak tanaman kelapa sawit yang sudah ditanam. Kemudian pada musim penghujan, akan terjadi penggenangan air di permukaan tanah yang disebabkan oleh daya serap tanah sudah berkurang. Maka terjadilah banjir yang juga dapat merusak tanaman kelapa sawit itu sendiri. Hal itu jelas membuat petani kelapa sawit menjadi sangat rugi. Kerugian bukan hanya akan dirasakan oleh petani saja. Namun, dirasakan juga oleh mahluk hidup lainnya. 

Tentu hal ini akan menimbulkan pro dipihak satu dan kontra dipihak yang lain. Tetapi, di pihak kontra tidak dapat melarang dan menggusur perkebunan kelapa sawit milik petani-petani kelapa sawit. Jika itu dilakukan, maka sama saja secara tidak langsung kita melarang mereka untuk makan atau melarang anak mereka untuk bersekolah. Perbuatan tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM. Karena dari perkebunan kelapa sawit itulah petani kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Sebaliknya, dipihak pro kita juga tidak dapat membenarkan perbuatan yang sudah terbukti salah ini. Karena suatu kesalahan akan tetap salah, walaupun tidak salah sepenuhnya. Penyelesaian permasalahan ini dapat dilakukan dengan mencari suatu inovasi untuk menanam kelapa sawit tanpa merusak lingkungan. Sudah banyak ditemukan cara-cara mengatasi perusakan lingkungan akibat perkebunan kelapa sawit yang seharusnya dapat diaplikasikan. 

Menghindari pembukaan lahan secara pembakaran juga termasuk dalam mengurangi potensi kerusakan lingkungan. Dapat juga dengan penggunaan pupuk organik guna mengganti unsur hara yang diserap oleh kelapa sawit. Sehingga daya serap tanah bisa kembali normal, dan terhindar dari bencana banjir.

Jadi kelapa sawit tidak seutuhnya merusak lingkungan. Kelapa sawit menjadi perusak jika cara penanamannya tidak benar dan tidak ramah lingkungan. Dan kelapa sawit juga dapat dikatakan sebagai penjamin masa depan anak-anak petani kelapa sawit di Kalimantan Barat. Karena dapat mencukupi kebutuhan persekolahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun