Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hati-Hati, Empty Nest Syndrome Bisa Memunculkan Tantangan Relasi Mertua-Menantu

14 Mei 2024   21:06 Diperbarui: 15 Mei 2024   22:15 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- lansia. (Shutterstock via Kompas.com)

"Seorang anak memasuki rumahmu dan selama 20 tahun berikutnya membuat begitu banyak kebisingan sehingga kamu hampir tidak tahan. Anak itu pergi, meninggalkan rumah begitu sunyi sehingga kamu pikir kamu akan gila." - John Andrew Holmes

Ketika anak-anak kita tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah untuk memulai petualangan mereka sendiri, seringkali kita dihadapkan pada perasaan yang rumit dan terkadang menyakitkan yang dikenal sebagai Empty Nest Syndrome. 

Ini adalah saat di mana rumah yang sebelumnya riuh rendah dengan tawa dan kegiatan anak-anak menjadi sunyi, meninggalkan kita dengan ruang yang kosong dan kehampaan yang sulit diisi. 

Seiring pintu kamar mereka yang tertutup, kita mendapati diri kita merenungkan bukan hanya peran orangtua kita yang telah berubah, tetapi juga identitas dan tujuan hidup kita sendiri di luar peran tersebut. Meskipun ini adalah tahap alami dalam siklus kehidupan, bagi beberapa orangtua, mengatasi perasaan ini bisa menjadi tantangan besar. 


Empty nest syndrome memunculkan tantangan emosional yang dalam, merangsang refleksi tentang perjalanan hidup yang telah kita jalani, serta membuka pintu menuju pengalaman baru yang menggairahkan dan, pada saat yang sama, menantang.

Apa Saja Tanda Umum Empty Nest Syndrome?

Mengutip dari laman alodokter.com, gejala setiap orang bisa berbeda-beda tandanya. Namun, secara umum, empty nest syndrome dapat dikenali dari tanda-tanda berikut:

1. Mengalami languishing

Salah satu tanda yang paling banyak dialami oleh orangtua yang mengalami empty nest syndrome adalah merasakan perasaan hampa, terjebak, atau tidak bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari akibat perubahan lingkungan keluarga yang memasuki babak barunya. Kumpulan berbagai perasaan ini disebut juga dengan istilah languishing.

2. Merasa gelisah

Merasa gelisah tanpa alasan yang jelas setelah kepergian anak dari rumah juga bisa menjadi salah satu tanda empty nest syndrome. Akibat kegelisahan yang dirasakan, biasanya orangtua yang mengalami empty nest syndrome juga menjadi sulit fokus saat melakukan berbagai kegiatan dan terbayang-bayang saat anak masih ada didekatnya.

3. Merasa kesepian

Merasa kesepian saat anak pergi dari rumah tentu merupakan hal normal yang dialami orangtua. Akan tetapi, pada empty nest syndrome, rasa kesepian dapat berlangsung untuk waktu yang lama. Selain itu, orangtua yang mengalami sindrom ini biasanya juga masih merasa kesepian meski sedang berada di keramaian.

4. Mudah marah atau tersinggung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun