Mohon tunggu...
Sri Kristiyani
Sri Kristiyani Mohon Tunggu... Guru - Menulis itu perlu ide dan ide itu perlu dicari dan direnungkan

Panggilan menjadi seorang guru bukannya semakin mudah, tetapi kita akan mampu melewatinya jika kita menggunakan hati kita untuk menjalani panggilan tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebuah Refleksi dari Pembelajaran Montessori

27 Oktober 2021   12:50 Diperbarui: 27 Oktober 2021   12:54 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Maria Montessori adalah seorang dokter sekaligus ahli pendidikan berkebangsaan Italia yang mencetuskan model belajar Montessori yang sampai sekarang masih popular di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang tersebar di kota-kota besar. Montessori memahami bahwa pendidikan merupakan aktivitas diri yang mengarah pada pembentukan disiplin pribadi, kemandirian, dan pengarahan diri, serta suatu upaya untuk membantu perkembangan anak secara menyeluruh.

Ketika kelompok 7 mempresentasikan pembelajaran Montessori dan teman-teman yang mengajar di Sekolah Montessori memberikan sharing pengalamannya, saya sungguh tertarik untuk mendengarkan setiap diskusi yang berlangsung dalam perkuliahan serta mencoba untuk menanggapi dua hal yang menjadi pembeda pembelajaran Montessori dengan kelas tradisional yang mengacu pada kurikulum nasional dalam bentuk sebuah refleksi.

Pertama, pembelajaran model Montessori menggabungkan anak dari berbagai usia dan kemampuan menjadi satu kelas sehingga anak yang lebih muda dapat belajar dan berinteraksi dengan anak yang usia di atasnya, sedangkan anak yang lebih tua dapat mengembangkan kemampuannya untuk mengajarkan pengetahuannya kepada anak yang berada di bawahnya. Hal ini sungguh menarik karena terjadi siswa belajar untuk berinteraksi dengan yang usia lebih kecil ataupun usia yang lebih tua, bahkan terjadi pembelajaran mandiri dan terbentuk sikap kepedulian terhadap orang lain. Kepekaan dan kepedulian terjadi karena dikondisikan oleh lingkungan belajar.

 Dari konsep ini, kelas tradisional pun bisa dicoba dengan membuat kelompok belajar di dalam kelas ataupun di luar kelas berdasarkan kemampuan kognitif dan kemampuan sosial dengan tujuan membiasakan siswa untuk berinteraksi dengan teman. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring berdampak pada ketidakpekaan dan ketidakpedulian dengan lingkungan belajar.   

Kedua, pembelajaran model Montessori menjabarkan tiga konsep sebagai kunci pembelajarannya. Yang pertama adalah anak belajar jika melakukan aktivitas secara langsung dan yang kedua bahwa anak bebas memilih apa yang dibutuhkannya untuk mengembangkan kompetensinya serta yang ketiga adalah guru tidak boleh mendiktekan tujuan belajar kepada anak agar anak dapat memilih kegiatan dengan bebas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini menarik karena anak diberikan kebebasan untuk memilih pembelajaran yang mereka sukai dan yang ingin mereka kembangkan dan guru tidak memiliki wewenang untuk mengarahkan siswa belajar pada satu materi tertentu. 

Di sinilah setiap guru tertantang untuk menyediakan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Namun, bila guru tidak mampu untuk menyediakan materi pembelajaran yang menarik, kesenjangan minat siswa terhadap mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain akan terlihat jelas. Ini bukan sesuatu yang mudah untuk guru karena memerlukan perancangan yang lebih matang dibandingkan dengan kelas tradisional yang semua materi pembelajaran sudah direncanakan dan harus diikuti oleh siswa.  

Dua hal yang saya uraikan di atas memang menjadi pembeda yang jelas antara kelas dengan pembelajaran Montessori dengan kelas tradisional atau kelas yang mengacu pada kurikulum nasional, seperti tempat saya mengajar. Meskipun demikian, semua hal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk model pembelajaran ataupun kurikulum yang digunakan oleh setiap sekolah. Namun yang jelas, setiap guru memiliki tantangan tersendiri dalam melakukan tugasnya untuk mendidik generasi muda di mana pun mereka mengajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun