Mohon tunggu...
Krani Pratiwi
Krani Pratiwi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

PSYCHOLOGIST is my future goals, http://kranisumantri.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Aku Kumuh, Tapi Aku Tetap Suci

4 Juli 2015   21:46 Diperbarui: 4 Juli 2015   22:07 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

By : Krani Pratiwi

Berbondong-bondong orang mendirikan gedung pencakar langit. Mempercantik kota agar nampak megah, menggusur semua yang tak indah, tak masalah berapun harganya, gengsi menjadi taruhannya. Harkat dan martabat bangsa katanya menjadi jaminan. Lucunya negeri ini sudah pada tahap memprihatinkan. Bagimana tidak, yang katanya penduduk terbesar penganut agama islam, bangga dengan gedung gedung bertuankan materi, bangga dengan apa yang disuguhkan dunia, lantas dimana identitas keislaman negeri ini ?.

Aku berada di sebrang gedung itu, diantara orang orang yang sehari hari mengandalkan sampah untuk mereka hidup. Aku ada di tengah kota, diantara orang orang yang tak dianggap keberadaannya. Aku adalah sebuah tempat yang sudah tidak lagi dirawat, aku adalah sebuah bangunan yang tak seberapa dengan gedung besar itu, aku adalah sebuah tempat yang bahkan tak di jama oleh mereka yang berlalu lalang di sekitarku, aku adalah tempat beribadahmu, yang seharusnya kau kunjungi saat kumandang adzan memanggilmu untuk bersujud pada Sang Maha Pencipta. Aku adalah Masjid kosong tanpa suara adzan, tanpa kehadiran orang orang yang katanya Muslim.

Apa sekarang agama hanya sebuah identitas tanpa makna, yang hanya digunakan untuk memenuhi syarat membuat KTP ?”.

Mengakui dan Memeliki memang berbeda, agama sekarang hanya diakui tanpa ada pemiliknya, begitu juga aku sekarang yang dibangun tanpa ada yang menjaga. Dindingku sudah kusam, noda noda mengotoriku, tapi tak ada yang mau membersihkanku. Genting-gentingku sudah rapuh, hingga air hujan masuk dan menggenangi ruang sempit ini, tapi tak ada yang mengelapnya. Sedangkan, gedung disebrang sana ? Di depannya berdiri manusia manusia yang berbadan kekar untuk menjaganya, petugas kebersihan siap sedia dengan alat pembersihnya yang serba canggih, untuk menjaga kebersihan gedung nan megah itu. Atapnya bahkan dijaga dengan dipasang alat anti petir, sungguh berbeda dengan diriku, yang dibiarkan begitu saja tanpa ada yang mau menjaga dan merawat bangunan nan kumuh ini. Dengan uang manusia terlena, mau menjaga, membersihkan bahkan mengorbankan dirinya untuk gedung bertuankan materi.

Yaaa… apalah aku dimata manusia jaman sekarang, hanya sebuah bangunan tua yang tak berguna, sekalipun berguna hanya dijadikan lahan pahala jika ramadhan tiba, itupun diawal ramadhan, sebelum lebaran tiba dan membuat mereka terlena lagi dengan kemegahan dunia. Padahal aku adalah lahan pahala mereka setiap detiknya, Tuhan janjikan keselamatan akhirat kelak jika mereka mau menjagaku, tapi manusia sekarang sepertinya terlalu sombong untuk itu, hingga mereka berlomba lomba mendirikan Masjid yang megah pula dengan alibi mengingat Tuhan, tapi bangunan itu tidak lebih seperti bagunan lainnya, megah tapi tak bernyawa. Karena tujuan dibangunnya bukan untuk mengingat Tuhan, bukan untuk beribadah, tapi sekali lagi untuk sebuah gengsi !!!

Masjid masjid megah sekarang justru dijadikan tempat wisata, miris mendengarnya, tapi ini realitas di negerimu. Aku tak iri pada mereka yang dibangun megah, aku juga tak iri kalau mereka lebih sering dikunjungi, karena mereka sebenarnyapun menangis.

Tuhan menjaga aku dan dia. ”Kenapa Anda masih membedakan kami ? “. Aku dan Dia adalah Rumah TuhanMu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun