Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Simak Keindahan Pulau Rote dalam Kotekatalk-91, Yuk

25 Mei 2022   07:00 Diperbarui: 25 Mei 2022   20:31 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabtu ini kita jelajah Indonesia (dok. Koteka)

Hi, everyone.

Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, kan.

Sabtu lalu, mimin Koteka sudah mengajak kalian ke Colombo dan Maladewa. Dubes LBBP RI Colombo H.E. Dewi Gustina Tobing telah memaparkan bagaimana gambaran kota yang menjadi ibu kota Sri Lanka. Berita heboh dari sana disinggung sedikit oleh ibu dubes bahwa memang rakyat sedang menuntut perbaikan jalannya pemerintahan. Apalagi dengan krisis ekonomi akibat pandemi dan perang di Ukraina. 

Di awal talkshow, moderator Gana Stegmann menanyakan bagaimana rasanya menjadi salah satu perempuan Indonesia yang dipercaya presiden untuk menjadi utusan di wilayah Sri Lanka dan Maledives. Penyerahan surat kepercayaan keada presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada 21 Desember 2021 dan penyerahan surat kepercayaan kepada presiden Maldewa Ibrahim Mpohamed Solih baru 17 Mei 2022 yang lalu. Pasti  bangga sekali kalau kita perempuan Indonesia menyaksikan secara langsung,ya, karena di negara-negara Asia keterwakilan perempuan memang belum sebanyak kuota laki-laki. 

Ibu dubes bercerita beberapa tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi kita. Antara lain adalah Adam's peak, yang dipercaya sebagai bukit tempat turunnya Adam ke bumi. Tempat sakral ini memang wajib dikunjungi. Jadi nggak heran, sampai dipapahpun, ibu dubes akhirnya di puncak juga. Tapi kata ibu dubes, lain kali nggak deh karena capek sekali. Kalian harus siap mental dan fisik, ya. 

Dubes yang lahir di Pematang Siantar itu juga bercerita bahwa kesannya jalan-jalan di Sri Lanka itu seperti di Indonesia. Alamnya mirip. Ada sawah-sawah, ada ladang-ladang, ada pegunungan, ada hutan, ada pantai. Yang paling lucu adalah warung-warung yang menggantung banyak sachet dari shampoo sampai Rinso. Mirip, bukan.

Walaupun begitu, eksotisme Sri Lanka tergolong berbeda. Kebanyakan penduduknya adalah Budha (70%), sehingga gambaran dan kehidupan agama itu sangat kental dibandingkan dengan agama lainnya. Gajah, sapi dan anjing misalnya dianggap hewan suci. Jangan kaget kalau sedang asyik menikmati perjalanan darat harus kaget terhenti dari kawanan hewan itu. Sabar nunggunya, sampai semua lewat.

Tentang pandemi, beliau juga mengiyakan kalimat dari moderator bahwa tahun 2020 Sri Lanka menjadi negara Asia yang diacungi jempol karena keberhasilannya menangani pandemi pertama. Mereka sigap menutup negaranya, lockdown dan aturan lainnya. Ibu dubes mengatakan bahwa itu adalah potret kepatuhan dari warga dan managemen penanganannya yang bagus. 

Sampai saat ini sudah ada 97% yang divaksin 1, 82% vaksin 2 dan booster 55%. Penduduknya memang hanya 21 juta orang. Sejak minggu lalu, sudah ada kegiatan penyuntikan vaksin keempat. Jumlah pasiennya juga hanya 50 orang per hari. Tidak aneh kalau  negara ini agak longgar, tidak ada karantina dan tidak memerlukan PCR untuk memasuki wilayah negara yang ternyata ada padang pasirnya ini.

Sri Lanka yang tetanggaan dengan India, menjadi salah satu negara Asia yang pendidikannya kuat. Barangkali karena bahasa Inggris menjadi bahasa asing yang dikuasai rakyatnya. Ini menjadi daya tarik bagi mahasiswa dan dosen dari UPGRIS Semarang dan Universitas Panca Sakti Tegal yang waktu itu ikut hadir dan menjadi partner dari Koteka kali itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun