Hi, everyone. Apa kabar? Masih sehat dan bahagia?
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka) bekerja sama dengan Kompasianer Palembang (Kompal) telah mengajak kalian jalan-jalan virtual ke Palembang.
Duo narsum dari Kompal; Mangdu (Dues K. Arbain) dan Omnduut (Haryadi Yansyah) telah banyak cerita tentang pernak-pernik Kompal dan Palembang.
Moderator hari itu ada dua; Muslifa Aseani  (ketua Koteka 2021) di Lombok dan Gana Stegmann (Kompasianer of the year 2021) di Jerman.Â
Banyak pertanyaan yang telah terjawab. Yang utama tentu tentang bagaimana Kompal terbentuk. Senang sekali mendengar bagaimana komunitas ini memandang anggotanya, adminnya sebagai satu saudara. Bahkan Mangdu yang suka gaple itu memberi resep awet muda. usia boleh tua tapi semangat dan jiwanya selalu muda. Bisa?
Mangdu mengatakan bahwa Palembang bukan kota wisata tapi lebih sebagai kota bisnis, namun demikian banyak kekayaan alam, kecantikan kota yang mempesona seperti sungai Musi, jembatan Ampera, bukit barisan, titik wisata di Lahat dan pasar Cinde.Â
Yang disebut terakhir itu banyak menjual barang antik. Oh, ya, berkaitan dengan penemuan barang kuno yang ada di sungai Musi menurut Mangdu sudah sejak dulu dibicarakan orang.Â
Mangdu yang ikut Komunitas Vespa berharap bahwa suatu hari nanti kendaraan ini juga masuk sebagai ekonomi kreatif. Asyik juga keliling Palembang pakai vespa rame-rame.Â
Lain lagi dengan Omnduut. Pria yang suka pakai topi dan keliling dunia itu memang jebolan teknik informatika tapi ternyata suka menulis. Nggak heran banyak buku yang dihasilkannya, termasuk juara ikut lomba ngeblog.Â
Untuk rahasianya, selalu tekun dan nggak patah arang kalau kalah. Tentu saja mengetahui apa kesalahan yang dilakukan sehingga kalah dalam lomba adalah salah satu tipsnya.Â