Mohon tunggu...
kotak humor
kotak humor Mohon Tunggu... -

saya pengelola situs http://kotakhumor.com/ dan pages http://www.facebook.com/kotakhumorindonesia/

Selanjutnya

Tutup

Humor

Humor dan Internet

12 November 2010   10:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

apakah humor? sederhana saja, humor itu sesuatu yang bisa membuat seseorang tersenyum bahkan sampai tertawa terpingkal-pingkal. tapi tak ada ketentuan humor yang membuat terpingkal-pingkal lebih baik ketimbang yang cuma bisa membuat tersenyum. sebab tujuan humor bukan untuk membuat seseorang terpingkal-pingkal. namun humor sebagai sarana mengingatkan akan sesuatu -baik seseorang maupun  peristiwa.

humor bukan untuk melecehkan ataupun menghina -bahkan  humor yang berjenis sarkasme sekali pun. tapi humor sekadar sebuah bentuk percakapan antarmanusia. hanya saja melalui humor itu, percakapan atau kerap juga disebut komunikasi itu menjadi "cair." itu lantaran sifat humor yang mampu membuat seseorang tersenyum bahkan terpingkal-pingkal.

jauh sebelum adanya internet, humor telah ada. dalam bentuk pertunjukan -baik di panggung, radio, maupun televisi dan film. dalam kehidupan keseharian, humor banyak digunakan orang per orang sebagai alat bantu untuk mencairkan suasana. humor tidak melulu diartikan sebagai sesuatu yang dipanggungkan. tapi sekadar obrolan antarteman pun diperlukan humor.

nah, jauh sebelum adanya televisi, di sejumlah daerah di indonesia, telah tumbuh berbagai kelompok seni pertunjukan. meskipun humor tidak menjadi porsi utama namun ada terselip humor di sana. misalkan pertunjukan wayang dalam bagian goro-goro., lenong di betawi, ludruk di jawa timur,  maupun  dul muluk dari sumatera selatan, pertunjukan tonil. hampir ada di setiap daerah di indonesia.

ketika radio menjadi sarana informasi dan hiburan satu-satunya setelah koran. seni pertunjukan dari berbagai daerah kerap "manggung" di radio. dari situlah banyak lahir para pelawak. yakni mereka yang memangungkan sandiwara secara khusus bagian dagelan saja. dari situlah seni lawak pun dikenal atas jasa radio. tentu saja setelah terkenal dengan acara radionya, aksi manggung di luar radio pun mereka pertahankan.

sejak awal, lawakan, dagelan, maupun lelucon yang dikenal masyarakat indonesia berasal dari tradisi lisan -baik dari pertunjukan .panggung maupun radio. masyarakat indonesia telah mengenal humor sebagaimana pakem yang mereka dapat dari radio maupun pertunjukan panggung. nah, kehadiran televisi hanya mengukuhkan tradisi lawakan, dagelan, dan lelucon yang sudah ada. nahasnya tanpa ada perubahan bentuk apa pun dari lawakan, dagelan, dan lelucon yang dipanggungkan sejak 1962 ketika televisi pertama kali siaran di indonesia.


coba tengok bentuk lawakan yang ada di televisi sekarang? bentuknya tak jauh berbeda dengan ketika pertama kali srimulat mucul. tak ada yang berbeda dengan ludruk. tak ada beda dengan lenong. dan lainnya. hanya kostum dan tata cahaya dan panggung saja yang mengalami perubahan. apa yang tidak berbeda? pemain dan materinya? sama-sama memgambil bagian goro-goro namun dalam bentuk yang sangat kurang cerdas.

nah, ketika nusantara masih dalam bentuk kerajaan, para penghuni istana ini butuh hiburan -bukan sekadar hiburan seks semata. namun hiburan untuk tertawa. maka dikumpulkanlah "orang aneh." mereka yang memiliki "kecacatan" tubuh. misalkan cebol atau kerdil. atau buruk rupa. buat penghuni istana, perilaku orang  aneh ini bisa membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal. dan tentu saja, semakin tolol atau "rusak fisik"-baik dibuat-buat maupun sungguhan- perilaku para orang aneh ini, maka semakin banyak mendapat curahan perhatian. dan itu artinya rejeki buat si orang aneh itu. dan itu berlaku sampai sekarang.

kelakuan di istana kerajaan ini pun merembes ke luar. terutama ketika orang aneh ini istirahat sehabis manggung di istana. maka orang aneh ini pun menjadi daya pikat bagi yang lainnya. coba tengok kelakuan kebanci-bancian yang menjual keanehan dalam berperilaku. itu saja sudah cukup bisa membawa seseorang menjadi selebiritas. begitu pula dengan yang menjual tampang yang tolol bangeuts. atau perilaku aneh lainnya. sehingga terdapat "kepercayaan": di masyarakat indonesia bahwa pelawak itu "orang aneh" yang cacat mental dan patut ditertawakan tanpa yang bersangkutan harus berbuat atau berkata apa pun di atas panggung.

semakin ke sini, tentu saja, banyak yang jengah menertawakan keanehan maupun keganjilan secara fisik dan mental tersebut. di masyarakat indonesia, makin banyak prang yang susah menerima mengapa lawakan selalu diartikan dengan menjadikan kecacatatan sebagai bahan tertawaan. apa tidak ada keinginan yang lebih cerdas selain menertawakan "ketololan" dan "kecacatan" fisik? apa lawakan itu penghinaan terhadap manusia lain yang dianggap lebih tolol, lebih tidak sempurna dari dirinya bahkan lebih rendah derajat dan martabatnya?

seorang teman saya selama hidupnya berjuang untuk tidak mau disebut sebagai pelawak. padahal namanya telah terkenal sebagai pelawak dan dia seorang jenius dalam bidang humor ini. kenapa? karena di sekelilingnya dipenuhi mereka yang menjual lawakan dengan "keanehan" tadi itu. bukan dengan kecerdasan apalagi berjuang keluar dari idiom "pelawak itu cuma pantas ditertawakan karena tampang, omongan dan kelakuan yang tolol."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun