Salah satu teori bisnis sederhana mengajarkan dimana ada keramaian disitu muncul pedagang. Seiring semakin memasyarakatnya penggunaan internet di Indonesia - data Goole terakhir mengatakan jumlah pengguna aktif internet di Indonesia sekitar 140 juta - perniagaan di dunia maya semakin populer. Di satu sisi masyarakat demain terbiasa berbelanja online. Di sisi lain pengusaha yang menjajakan produk dan jasanya di dunia maya semakin banyak. Bukan hanya pengusaha-pengusaha baru yang menganggap internet sebagai cara memulai bisnis yang tidak membutuhkan banyak modal, korporasi raksasa pun sekarang banyak yang membenamkan modal gila-gilaan.
Ada banyak tempat di dunia maya dimana pengguna internet berkumpul. Yang besar-besar debut saja portal-portal social media seperti Facebook, Twitter, dan lain-lainnya. Tidak heran kalau sekarang banyak yang berjualan disana. Dari awalnya menawarkan barang dagangan kepada teman-teman sendiri, Social Media Marketing semakin berkembang. Sekarang kita bisa menjaring pembeli dari berbagai penjuru dunia dengan memanfaatkan fasilitas periklanan yang disediakan seperti Facebook Ads misalnya. Ada juga portal-portal belanja baik yang berskala global maupun lokal, sebut saja contohnya seperti Tokopedia, OLX, dan Bukalapak.
Search Engine Itu Kanal Digital Marketing Paling Tua
Jauh sebelum kita mengenal Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan lain-lain, kita mengenal alat untuk mencari informasi di internet. Ada kalanya kita memang hanya sekedar mencari informasi saja, misalnya kita ingin tahu kapan dan dimana Pak Harto dilahirkan. Tapi sering kali juga kita mencari informasi karena membutuhkan sesuatu, misalnya saja kita berniat berlibur di Bali dan karena itu ingin tahu hotel apa saja yang murah tapi nyaman di seputaran Pantai Kuta.Â
Untuk kasus yang kedua ini, biasanya pencarian tidak berakhir begitu saja hanya sekedar karena keingintahuan itu sudah terpenuhi. Setelah kita mendapat informasi hotel mana saja yang sesuai dengan kriteria yang kita inginkan, kita kemudian memilih yang paling cocok untuk kemudian mengambil keputusan, "Ok untuk liburan di Bali bulan depan ini saya akan menginap di Hotel ABC saja".Â
Apakah kita mendiamkannya begitu saja kemudian setelah sampai di Bali nanti baru kita memerintahkan sopir taksi untuk mengantar kita ke Hotel ABC? Itu sih jaman old. Mana mau kita berhadapan dengan masalah begitu masuk tiba-tiba petugas reception hotel mengatakan tidak ada kamar yang kosong. Supaya aman, kita angkat telepon uituk melakukan pemesanan. Masih jaman old juga ya. Kalau jaman now kita langsung melakukan pemesanan melalui website hotel atau portal e-commerce travel seperti Traveloka atau Pegi-Pegi.
Alat yang kita gunakan untuk mencari informasi itu kita kenal sebagai mesin pencari alias search engine. Dan saat ini search engine yang paling banyak dipakai adalah Google. Data menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2017 Google menguasai 74,54% pasar pencarian melalui search engine. Rata-rata Google melayani 3,5 milyar pencarian setiap harinya.
Tidak heran kalau kemudian pengusaha berusaha untuk mendapatkan ranking yang tinggi untuk kata kunci pencarian yang relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Kalau kita kembali ke contoh kasus di atas, hotel yang websitenya menempati rangking tinggi saat kita menggunakan Google untuk melakukan pencarian dengan kata kunci "hotel di Kuta" akan mendapat kemungkinan lebih besar untuk dipesan. Sebagus apapun hotelnya, semurah apapun harganya, kalau saat kita melakukan pencarian websitenya terkubur di halaman kesekian, kita tidak akan tahu.
Teknik untuk menarik calon konsumen melalui search engine ini kita kenal sebagai Search Engine Marketing. Dalam SEM kita mengenal dua cara untuk membuat website kita berada di bagian atas datar hasil pencarian. Cara paling praktis adalah membayar, dengan menggunakan fasilitas periklanan yang disediakan search engine.Â
Google menamakan fasilitas periklanan miliknya sebagai AdWords. Dalam dunia digital marketing metode AdWords ini dikenal dengan istilah PPC yang merupakan singkatan dari Pay Per Click. Si pengiklan harus membayar sejumlah uang kepada Google setiap kali ada pengguna yang mengunjungi websitenya dengan meng-click iklan yang ditayangkan pada datar hasil pencarian Google.
Tetapi kalau Google menganggap website memiliki informasi yang berkualitas dan relevan dengan kata kunci yang dipakai saat pengguna melakukan pencarian, Google akan memberikan ranking yang tinggi dalam daftar hasil pencarian tanka si pemilik mengeluarkan uang.Â