Mohon tunggu...
Yohanes R. Setiawan
Yohanes R. Setiawan Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis dan Pemasaran

Konsultan Independent, Marketing Planner, Praktisi BMC, Brand Advisor, Internal Auditor ISO 9001 : 2015. website Konsultanniaga.com , IG : @elnusaconsulting , @hallo_robby saya akan mencurahkan keresahan saya terhadap dunia bisnis pada masa sekarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Pembelajaran Jarak Jauh Permanen, Anak Sekolah Akan Kehilangan Momen Berharga

3 Juli 2020   11:41 Diperbarui: 3 Juli 2020   11:35 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak SMA (Instagram.com/duagarisbirufilm)

Rencana Pembelajaran Jarak Jauh yang akan dibuat menjadi permanen setelah masa pandemi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. 

Tentunya kemendikbud memiliki analisisnya sendiri tentang kelebihan dan kekurangan maupun potensi pemanfaatan teknologi kedepannya terutama di dunia pendidikan, belajar dari pengalaman selama masa pandemi ini, pastinya kemendikbud mempelajari potensi pengembangan teknologi yang bisa di terapkan kedalam aspek belajar mengajar. namun di balik manfaat penggunaan teknologi tentunya ada hal yang harus dikorbankan, ataupun ada hal yang akan hilang, yaitu Moment Kebersamaan , ya kita pasti tahu dan merasakan moment terindah adalah setiap moment yang kita lewati semasa bersekolah, moment ketika bercanda bersama teman, momen membersihkan kelas, dengan pembagian piket yang malas untuk diikuti haha, moment dimintai uang kas oleh bendahara kelas, moment lomba ketika hari - hari besar, moment olah raga, moment ketika guru sedang rapat, momen kangen suasana kelas ketika libur, moment mampir kerumah temen yang dekat dengan sekolah, momen suka - sukaan, dan banyak lagi, jika pembelajaran dijalani melalui daring, maka moment - moment itu tidak bisa dirasakan oleh para siswa dan siswi.

memang disisilain, dampaknya anak sekolah tidak perlu jauh - jauh ke sekolah, bagi yang rumahnya jauh, orang tua tidak perlu repot mengantarkan anaknya kesekolah dan menjemputnya lagi ketika pulang sekolah, dan jalanan tidak terlalu macet ketika pagi dan siang maupun menjelang sore hari terutama dijalur yang ada sekolahnya. namun bukankah yang terpenting adalah moment ketika anak sekolah bertumbuh dengan bersosialisasi bersama teman - temannya ? hal tersebutlah yang bisa membangun softskill dari tiap anak. jika anak - anak selalu berhadapan dengan model jarak jauh, maka lingkungan pertemanannya tidak seluas anak - anak yang sekolahnya langsung, walaupun secara daring bisa tetap terhubung dengan game misalnya maupun ngumpul bareng ketika liburan namun tidak seakrab ketika bersekolah langsung.

dari segi anak sekolah kita pasti mengerti bahwa banyak hal yang akan hilang, lalu bagaimana dari segi guru? terutama guru honorer? apakah mereka akan tetap bekerja? kemudian dari sudut orang tua murid, apakah setiap orang tua murid mampu membelikan unit komputer dan biaya internet setiap bulannya untuk anaknya belajar ? apakah uang sppnya diturunkan? lalu maudiapakan semua gedung gedung sekolah?. dan bagaimana nasib Driver Ojek, Angkot/bemo di daerah - daerah yang sangat menanti jam pergi dan pulang sekolah? bagaimana nasib penjual makanan dikantin dan pedagang kaki lima dekat sekolahan?. semoga saja semua hal ini dipertimbangkan, menggunakan teknologi seluas - luasnya adalah hal yang baik namun lebih baik lagi penggunaan teknologi harus lebih banyak untungnya dari pada kerugian yang dialami orang lain.

ya begitulah tanggapan saya dengan sedikit mengenang masa sekolah dulu hehe

salam sejahtera untuk kita semua

#Staysafe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun