Benarkah Raden Saleh Perusak Warisan Budaya Jawa? Christopher Reinhart sebagai Sejarawan Bidang Kolonial memberikan tanggapan di Kompasiana atas artikel "Candi Simping di Blitar Rata dengan Tanah karena Ulah Pelukis Tersohor Raden Saleh" yang ditulis oleh Kompasianer Djulianto Susantio.
Pembahasan ini sungguh menarik dan patut dibaca untuk kita bersama sebagai menambah pemahaman akan sejarah dan budaya negri. Artikel tersebut memiliki keterbacaan tertinggi kemarin di Kompasiana. Selain itu, simak 5 daftar konten terpopuler berikut ini:
Raden Saleh: Perusak Warisan Budaya Jawa?
"Candi itu sebelumnya masih berdiri, hingga 4 April 1866 Raden Saleh datang ke sana dan meratakannya. Masih dari diary Hoepermans, Simping bukanlah candi pertama yang 'diratakan' oleh Raden Saleh."
Siapakah orang bernama Hoepermans yang berani menuduh pelopor seni rupa Indonesia modern tersebut telah melakukan vandalisme semacam itu? (Baca Selengkapnya)Â
Tradisi "Water Salute", Ketika Pesawat Disambut dengan Semprotan Maut
Bukan dengan salaman, sun pipi kiri kanan, cium jidat, peluk erat dan lambaian tangan yang berat melainkan (hanya) dengan sebuah semburan air bernama water salute atau water cannon salute.Â
Tidak ada yang tahu persis kapan tradisi ini dimulai, namun semua sepertinya berawal pada abad 19 dan abad 20 dari kebiasaan kapal-kapal laut yang berangkat pada pelayaran perdana... (Baca Selengkapnya)
Mungkin Eiger Harus Belajar dari Pak Tino Sidin, Maestro Dua Gunung yang Gak Baperan
Yah, memang kita mesti banyak belajar...seperti Pak Tino Sidin yang selalu belajar untuk menghargai apapun itu sebuah karya sambil mengucapkan:
BAGUSSS....... (Baca selengkapnya)