Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Polemik Kalung Antivirus hingga Pengalaman Perpanjang SIM saat Pandemi

12 Juli 2020   04:25 Diperbarui: 12 Juli 2020   04:27 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi eucalyptus (SHUTTERSTOCK/J.CHIZHE via kompas.com)

Seseorang yang tinggi dalam sapiosexuality mungkin lebih suka pasangan IQ yang sangat tinggi dan semakin tinggi akan semakin baik dan menarik bagi individu tersebut.

Hal itu bisa dibenarkan, pasalnya menurut Kompasianer Cindy Carneta, ketika pasangan itu memiliki daya tarik fisik atau keterampilan sosial yang lebih rendah daripada pasangan potensial kecerdasan rata-rata lainnya.

Di sisi yang berlawanan, lanjutnya, individu lain dengan sapiosexuality yang lebih rendah cenderung akan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar mereka pada sifat-sifat lain pada pasangan terlebih dahulu.

"Misalnya, mereka mungkin pertama-tama akan mencoba untuk mencocokkan dirinya dengan pasangannya pada daya tarik fisik dan kemampuan bersosialisasi, sebelum mempertimbangkan faktor kecerdasan," tulis Kompasianer Cindy Carneta.

Percayalah bahwa cowok ganteng memang menarik hati, tetapi cowok pandai akan jauh lebih menarik lagi. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun