"Jangankan new normal, warga yang belum tahu Virus Corona pun masih ada. Karena hari-hari mereka bergelut dengan urusan suap masing-masing. Pergi pagi pulang sore," tulisnya.
Bukan hanya itu, galon dan ember air pencuci tangan yang biasanya ditempatkan di depan-depan warung, di rumah pribadi (pada beberapa desa), kini sudah lenyap dari permukaan.
Meskipun dari data yang tercatat tidak adanya kasus kematian akibat Covid-19 ini, patut pula dicermati bahwa di Jambi dikelilingi oleh dua zona lumayan parah dan telah menerapkan PSBB. (Baca selengkapnya)
3. Penumpang Ojol Siap-siap Menenteng Helm ke Mana-mana
Demi menjaga kebersihan dan kesehatan masing-masing, bukan tidak mungkin kalau para penumpang ojol akan membawa helm sendiri.
Bisa dibayangkan, seperti yang ditulis Kompasianer Widi Kurniawan, pengguna ojek juga bukan semata menggunakan moda tersebut dalam beraktivitas sehari-hari.
Bisa jadi, lanjutnya, seseorang berangkat kerja dari rumahnya di daerah Bogor naik ojek online ke stasiun dan setelah itu naik KRL menuju Jakarta.
"Kita bayangkan lagi perjalanan pulangnya: dari kantor belum tentu langsung pulang, ada kemungkinan mampir ke tempat-tempat seperti minimarket, apotek, kafe, nonton bioskop dan lain-lain," tulisnya. (Baca selengkapnya)
4. George Floyd, Media, sampai Wolf Warrior
Protes besar yang terjadi di Amerika Serikat atas kematian George Floyd masih berlanjut. Hari demi hari jumlahnya semakin besar.
Bukan hanya itu, hal serupa juga terjadi di Indonesia, meskipun tidak sebesar dan sebanyak orang-orang di Amerika Serikat, tetapi yang disuarakan tetap sama: rasisme yang terjadi di Papua.
Hal itu terus bergulir, tulis Kompasianer Naurah Nazhifah, rasisme terus menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai.
"Jadi, apa yang bisa kita lakukan sekarang paling minimal adalah berhenti membanding-bandingkan satu kasus dengan kasus lain meskipun memiliki asas yang sama, yaitu kemanusiaan dan rasisme," lanjutnya. (Baca selengkapnya)