Presiden Joko Widodo mendatangi langsung lokasi lahan yang menjadi lahan terbakar di Desa Merbau, Kepulauan Riau, pada Selasa (17/09/2019).
Sementara itu, dari hasil kunjungan tersebut Presiden curiga ada unsur kesengajaan dan terorganisasi.
Tetapi hal ini kemudian menjadi masalah, sebab selalu terulang tiap tahun, namun sampai sekarang belum bisa diselesaikan sampai ke akarnya. Penanganannya masih sama: memadamkan yang terbakar, selalu begitu.
Asap akibat karhutla dan polusi udara membuat menyebabkan ini negara mengalami kerugian secara ekonomi.
Lantas, apa yang bisa masyarakat lakukan guna mencegah agar supaya tidak lagi terjadi kebakaran hutan dan lahan?
Selain topik mengenai karhutla yang terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatera, masih ada pembahasan menarik lainnya di Kompasiana seperti kontroversi film "The Santri" hingga batas usia pelamar CPNS.
Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:
1. Keterlibatan Akademisi di Balik Bencana Ekologis
Keterlibatan akademisi dalam bencana ekologis, menurut Kompasianer Mohd. Yunus, sesungguhnya dapat ditelusuri.
Peran para akademisi ini bisa dari hulu hingga hilir.
"Tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap keahlian dan kepakaran akademisi membuatnya diperlukan di mana-mana, sehingga akademisi sangat mewarnai pengelolaan lingkungan hidup," lanjut Kompasianer Mohd. Yunus.
Jadi, siapa yang mesti bertanggungjawab atas terbakarnya beberapa lahan di wilayah Kalimantan dan Sumatera? (Baca selengkapnya)