Hasil analisa lebih lanjut menunjukkan komponen bioaktif tertentu yaitu isobutyl butyrate, naphthalene, hexadecane, trans-limonene oxide, dan juga kompenen generik lainnya seperti limonene, cis-limonene oxide dan -myrcene, yang dikeluarkan oleh bulu ayam inilah yang membuat nyamuk Anopheles arabiensis tidak tertarik pada ayam.
Memang tampak sederhana namun dengan mengkombinasikan metode pengontrolan terhadap penyakit malaria yang selama ini dilakukan dengan menganjurkan masyarakat di daerah endemik malaria terutama di daerah terpencil yang jauh dari fasilitas pengobatan untuk memelihara ayam di sekitar rumahnya dapat mengurangi keberadaan nyamuk  Anopheles arabiensis secara signifikan.
Hasil penelitian ini telah dibuktikan cukup efektif mengurangi penyebaran nyamuk Anopheles arabiensis di wilayah Ethiopia dimana hampir setiap tahunnya terjadi sekitar 5 juta kasus malaria dan memakan korban jiwa 70 ribu orang dan negara lainnya di wilayah Sub Sahara, dimana merupakan salah satu daerah penyebaran malaria paling parah di dunia.
Tidak berlebihan jika ada anjuran bahwa untuk mengurangi perkembangan dan penyebaran nyamuk Anopheles arabiensis,terutama di daerah endemik malaria maka peliharalah ayam di sekitar rumah.
Bagi Indonesia program budidaya ayam di sekitar rumah di wilayah endemik malaria tidak saja berguna untuk mengurangi penyebaran nyamuk malaria, namun juga dapat menjadi tambahan pendapatan masyarakat dan peningkatan gizi masyarakat. (NUG/ibs)