Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aha...Mari Menunggu Waktu Diskonan

18 Agustus 2019   10:31 Diperbarui: 18 Agustus 2019   10:49 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Diskon atau potongan harga sesungguhnya hal biasa dalam kegiatan jual beli atau beli jual. Ada saja alasan para pedagang untuk memberikan potongan harga, mulai dari promosi barang dagangannya supaya dikenal luas sampai potongan harga karena barangnya sudah lama dan menumpuk di gudang, sehingga kita mengenal istilah harga diskon karena cuci gudang. Hmmm...menarik buat diskusi peneman minum kopi.

Lalu, jika kebiasaan diskon pada tanggalan merah menjadi semacam euforia bagi para diskoners (maaf, ini istilah ide buat diri sendiri saja), tentu saja juga hal biasa, karena para diskoners ini memang menanti-nanti dengan penuh harap dan sabar. 

Kenapa begitu, karena ada seorang teman yang begitu gigih menunggu datangnya waktu diskonan. Katanya, akh...nunggu cuci gudang aja, biar dapat lebih murah. It's okay... Tapi sungguhkah pesta diskon menguntungkan? Atau sebaliknya, sungguhkah pesta diskon tidak menguntungkan?

Diskon yang ditawarkan memang menggoda pikiran, lalu mulai mengamati dan berhitung, benarkah harga yang diberikan lebih murah dibandingkan harga sebelum diskon. 

Misal, beli satu baju kaos gratis dua baju kaos, alias beli seharga satu baju kaos tetapi mendapatkan tambahan dua baju kaos. Mulailah saya berhitung, jika harga dibandrol dua ratus ribu rupiah pada satu baju kaos ditambah gratisan (katanya) dua baju kaos, maka tiga baju kaos tersebut berharga dua ratus ribu dibagi tiga, ketemulah harga perbaju kaos sekitar enam puluh enam ribu. 

Untung saya teringat, bahwa beberapa waktu sebelumnya saya pernah membeli satu baju kaos tersebut dengan warna berbeda seharga yang tak jauh beda. Dipaksa beli tiga, he he he... Mungkin saja dilatari oleh sisa di gudang mereka masih banyak. 

Pada saat itulah, pertama kali saya memahami gaya penjualan ala tanggal-tanggal merah, ala hari-hari peringatan atau ala ala apa sajalah. Peristiwa hampir puluhan tahun lalu, sejak saya bisa mencari uang sendiri. 

Tapi, saya tidak kapok dengan berbagai promo yang ada, karena itu juga hiburan mata kalau lagi jalan-jalan ke Mall, walaupun tidak harus berbelanja. 

Pastinya, saya sangat tertarik kalau ada promo makanan/roti/pastry dan sejenisnya. tentu  masih fresh dan benar-benar diskon karena  sudah tahu harga normal sehari-harinya. 

Apalagi, toko-toko kue yang menjual kue basahnya setengah harga di atas jam tiga sore, walaupun tidak setiap hari.   Saya pasti mampir karena pulang kerja jam empat sore dan selalu melewati toko kue itu. 

Lumayan, buat teman minum kopi bersama orang seisi rumah. Pastinya juga, kuenya tidak basi. Mereka menjual setengah harga jika masih banyak persediaannya. Maka selalu ada alasan untuk men-diskon-kan harga. Aha, mari menunggu waktu diskonan... 

Salam merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun