Masih ingat lagu berjudul "Lelaki Kardus" yang menjadi viral di media sosial? Lagu ini menuai kontroversi karena memperdengarkan lirik yang terlalu dewasa namun dinyanyikan oleh anak-anak.
Tentu saja munculnya lagu ini di media sosial mendapat kecaman dari banyak pihak. Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia berkomentar bahwa lagu ini sangat berdampak negatif dan tidak pantas dinyanyikan oleh anak-anak.
Polemik lagu ini pun kemudian dianggap sebagai cerminan lagu anak pada era saat ini. Berbeda dengan zaman dahulu, lagu anak pada masa lampau diisi dengan lirik-lirik bernada ceria, berisi pengetahuan dan hal positif lainnya.
Kejadian ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap lagu anak-anak yang beredar. "Mengapa bisa terjadi?" dan "Apakah lagu anak tidak diawasi?" adalah dua pertanyaan besar yang terselip kemudian.
Kompasiana pun ikut tertarik mengangkat masalah ini ke permukaan. Dalam jajak pendapat Pro Kontra, Kompasiana memunculkan statement bahwa "Lagu anak saat ini tidak diawasi," dan dari jajak pendapat ini didapatkan bahwa 7 Kompasianer menganggap lagu anak saat ini memang tidak diawasi oleh pemerintah dan 2 Kompasianer menyatakan hal sebaliknya.
Irvan Sjafari adalah salah satu yang menilai bahwa memang lagu anak-anak saat ini kurang --bahkan tidak-- mendapat pengawasan dan beredarnya lagu "Lelaki Kardus" menjadi salah satu buktinya.
Irvan juga menyoroti soal kurangnya lagu anak-anak yang beredar saat ini. Sangat berbeda dengan satu hingga dua dekade silam di mana lagu anak masih sangat laris dan menjamur di masyarakat.
"Itu tandanya Indonesia memang kekurangan lagu anak-anak, tontonan untuk anak-anak, bahkan ruang bermain untuk anak-anak. Saya sudah dengar lagu itu memang nggak pantas dinyanyikan anak-anak. Maunya ingin kritik laki-laki yang suka kawin lagi, tetapi kan bahasanya bisa lain," tulis Irvan.
Munculnya lagu ini memang mendapat perhatian banyak pihak, termasuk para mantan penyanyi cilik era 90an seperti Tasya Kamil, Joshua, Leony, dll. Mereka juga turut berkomentar dan mengungkapkan keprihatinannya melihat kondisi lagu anak-anak saat ini.
Seperti diberitakan Kompas.com menurut Tasya lagu seperti ini bisa merusak mental generasi muda ke depannya.
Kembali pada jajak pendapat Kompasiana. Senada dengan Irvan, Rina Tri Sulistyoningrum juga mengatakan keprihatinannya dan menilai bahwa tidak ada pengawasan yang berarti dalam menjaga lagu anak-anak agar tetap tatanan yang tepat.