Punya kerja sampingan tuh asyik! Selain bisa nambah penghasilan, juga meluaskan wawasan dan koneksi. Kamu setuju?
Meski tampak menggiurkan, memiliki pekerjaan sampingan (side job/freelance) juga membawa konsekuensinya sendiri.
Tantangannya tak bisa dibilang sedikit, seperti: sulit membagi waktu, berisiko mengalami kelelahan, kucing-kucingan dengan aturan perusahaan, hingga main mata dengan rekan sekantor. Parah-parahnya, kinerja di tempat kerja utama bisa menurun.
Nah, Kompasianer adakah yang mengalami hal serupa? Bagaimana menyiasati tantangan dan risiko tersebut?
Apakah sebelum mengambil pekerjaan sampingan, kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasan? Adakah kiat membagi waktu supaya semua tugas dapat dikerjakan dengan baik? Apakah yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan saat memutuskan mengambil kerja sampingan?
Lalu adakah kiat dan saran bagi mereka yang baru mau mencoba pekerjaan sampingan? Mungkin tentang kontrak kerja, cara menghitung gaji ideal, dan lain sebagainya.
Bagikan pengalaman dan kiat-kiat dari kamu untuk para pembaca di Kompasiana dengan membuat konten untuk kategori "worklife". Sematkan label Kerja Sampingan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang kamu buat.